Jumat, 30 September 2011

pend. multikultural

Pendidikan multikultural sebagai wacana baru di Indonesia dapat diimplementasikan tidak hanya melalui pendidikan formal namun juga dapat dimplementasikan dalam kehidupan masyarakat maupun dalam keluarga. Dalam pendidikan formal pendidikan multikultural ini dapat diintegrasikan dalam sistem pendidikan melalui kurikulum mulai Pendidikan Usia Dini, SD, SLTP, SMU maupun Perguruan Tinggi. Sebagai wacana baru, Pendidikan Multikultural ini tidak harus dirancang khusus sebagai muatan substansi tersendiri, namun dapat diintegrasikan dalam kurikulum yang sudah ada tentu saja melalui bahan ajar atau model pembelajaran yang paling memungkinkan diterapkannya pendidikan multikultural ini. Di Perguruan Tinggi misalnya, dari segi substansi, pendidikan multikultural ini dapat dinitegrasikan dalam kurikulum yang berperspektif multikultural, misalnya melalui mata kuliah umum seperti Kewarganegaraan, ISBD, Agama dan Bahasa. Demikian juga pada tingkat sekolah Usia Dini dapat diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan misalnya dalam Out Bond Program, dan pada tingkat SD, SLTP maupun Sekolah menengah pendidikan multikultural ini dapat diintegrasikan dalam bahan ajar seperti PPKn, Agama, Sosiologi dan Antropologi, dan dapat melalui model pembelajaran yang lain seperti melalui kelompok diskusi, kegiatan ekstrakurikuler dan sebagainya.
Dalam Pendidikan non formal wacana ini dapat disosialisasikan melalui pelatihan-pelatihan dengan model pembelajaran yang responsive multikultural dengan mengedepankan penghormatan terhadap perbedaan baik ras suku, maupun agama antar anggota masyarakat.
Tak kalah penting wacana pendidikan multikultural ini dapat diimplementasikan dalam lingkup keluarga. Di mana keluarga sebagai institusi sosial terkecil dalam masyarakat, merupakan media pembelajaran yang paling efektif dalam proses internalisasi dan transformasi nilai, serta sosialisasi terhadap anggota keluarga. Peran orangtua dalam menanamkan nilai-nilai yang lebih responsive multikultural dengan mengedepankan penghormatan dan pengakuan terhadap perbedaan yang ada di sekitar lingkungannya (agama, ras, golongan) terhadap anak atau anggota keluarga yang lain merupakan cara yang paling efektif dan elegan untuk mendukung terciptanya sistem sosial yang lebih berkeadilan.

wali masih adakah

Mengapa mengapa oh oh mengapa
Aku harus rasakan ini semua
Di saat yang lain tertawa bahagia
Aku hanya bisa menangis berduka
Masih adakah, adakah yang bisa
Bisa menerima aku oh apa adanya
Masih adakah, adakah di sana
Bisa menerima aku setulus hatinya
Ku akui aku tidak sempurna
Aku sadari aku orang biasa
Tapi apakah salah bila ku juga
Ingin dan ingin merasakan bahagia
Masih adakah, adakah yang bisa
Bisa menerima aku oh apa adanya
Masih adakah, adakah di sana
Bisa menerima aku setulus hatinya
Masih adakah, adakah yang bisa
Bisa menerima aku oh apa adanya
Masih adakah, adakah di sana
Bisa menerima aku setulus hatinya
Masih adakah, adakah yang bisa
Bisa menerima aku oh apa adanya
Masih adakah, adakah di sana
Bisa menerima aku setulus hatinya

komponen kurikulum


Dalam komponen kurikulum ada hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu: a. tujuan yang ingin dicapai, b. materi yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan, c. susunan materi/pengalaman belajar dan d. evaluasi apakah tujuan yang ditetapkan tercapai (Tyler, 1949).
KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Dalam komponen kurikulum ada hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu: a. tujuan yang ingin dicapai, b. materi yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan, c. susunan materi/pengalaman belajar dan d. evaluasi apakah tujuan yang ditetapkan tercapai (Tyler, 1949).
Komponen yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (1) tujuan; (2) materi; (3) strategi, pembelajaran; (4) organisasi kurikulum dan (5) evaluasi. Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan tentang masing-masing komponen tersebut.
Komponen-komponen kurikulum antara lain:
  1. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan pada anak didik Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistrm Pendidikan Nasional, bahwa : " Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab".
Tujuan pendidikan antara lain:
  1. Tujuan Institusional (Kompetensi Lulusan)
Adalah tujuan yang yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, contoh : SD, SMP, SMA
  1. Tujuan kurikuler (Standart Kompetensi)
Adalah tujuan bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencapai hakikat keilmuan yang ada didalamnya.
  1. Tujuan instruksional (Kompetensi Dasar)
Tujuan instruksional (Kompetensi Dasar) dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan prosesbelajar mengajar.
    1. Tujuan instruksional Umum (Indikator Umum)
Kemampuan tersebut sifatnya lebih luas dan mendalam.
    1. Tujuan instruksional khusus (Indikator khusus)
Kemampuan lebih terbatas dan harus dapat diukur pada saat berlangsunganya prose belajar mengajar.
Sedangkan di dalam KBK tujuan kurikulum : Dalam pendidikan terdapat 2 jenis standart yaitu standart akademis (academic content standarat) dan standart kompetensi (performance standart).
Lebih jauh lagi, dengan mengutip dari beberapa ahli, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) memberikan gambaran spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai pada tujuan pembelajaran, yakni :
  1. Menggambarkan apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh peserta didik, dengan : (a) menggunakan kata-kata kerja yang menunjukkan perilaku yang dapat diamati; (b) menunjukkan stimulus yang membangkitkan perilaku peserta didik; dan (c) memberikan pengkhususan tentang sumber-sumber yang dapat digunakan peserta didik dan orang-orang yang dapat diajak bekerja sama.
  2. Menunjukkan perilaku yang diharapkan dilakukan oleh peserta didik, dalam bentuk: (a) ketepatan atau ketelitian respons; (b) kecepatan, panjangnya dan frekuensi respons.
  3. Menggambarkan kondisi-kondisi atau lingkungan yang menunjang perilaku peserta didik berupa : (a) kondisi atau lingkungan fisik; dan (b) kondisi atau lingkungan psikologis.
  1. Komponen Isi/Materi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.
Kriteria yang dapat membantu pada perancangan kurikulum dalam menentukan isi kurikulum. Kriteria itu natara lain:
  1. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
  2. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
  3. Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji
  4. Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas
  5. Isi kurikulum dapat menunjanga tercapainya tujuan pendidikan.
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
  1. Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran
  2. Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran
  3. Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Isi / materi kurikulum hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman yang dikembangkan dan disusun untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara umum isi kurikulum itu dapat dikelompokan menjadi :
  1. Logika, yaitu pengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur keilmuan.
  2. Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral
  3. Estetika, pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seninya.
Pengembangan materi kurikulum harus berdasarkan prinsif-prinsif sebagai berikut:
  1. Mengandung bahan kajian yang dapat dipelajari siswa dalam pembelajaran.
  2. Berorientasi pada tujuan, sesuai dengan hirarki tujuan pendidikan.
materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk :
  1. Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan – hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
  2. Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
  3. Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
  4. Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
  5. Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan peserta didik.
  6. Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
  7. Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi.
  8. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat.
  9. Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata dalam garis besarnya.
  10. Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
  Strategi pelaksanaan kurikulum
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbiungan dan mengatur kegiatan, baik yang secara \umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil yang maksimal, jika pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik. Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran, penilaian, bimbingan dan penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah.
  Evaluasi kurikulum
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum, dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran, keberhasilah siswa, guru dan proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan hasil evaluasi dapat dibuat keputusan kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang diperlukan.
Jenis-jenis penilaian meliputi :
a) Penilaian awal pembelajaran (Input program)
b) Penilaian proses pembelajaran (Program)
c) Penilaian akhir pembelajaran.(output program)

Selasa, 27 September 2011

ikan koki

Cara Merawat Ikan Koki

1. Ikan koki harus membutuhkan gelembung udara maka akuarium harus tersedia air pump (penghasil gelembung udara akuarium).
2. Jika menggunakan berbagai hiasan akuarium atau alas (pasir atau batu-batuan) cucilah terlebih dahulu sampai benar-benar bersih dan air tidak keruh.
3. Beri makan cukup 2x sehari dan jangan terlalu banyak (tergantung jumlah ikan yang dimiliki).
4. Kuras air akuarium sekitar dua minggu sekali (tergantung berapa lama air cepat kotor) ini untuk yang tidak memakai saringan pembuangan akuarium. Jika ada budget lebih bisa menggunakan filter lebih baik.
5. Pada saat menguras akuarium sebelum dibuang ambil dahulu sekitar satu ciduk (gayung) air yang ada di akuarium. Lalu ambil ikan koki menggunakan jaring atau jala (jangan pakai tangan).
6. Letakkan ikan di air akuarium yang sudah diambil dalam gayung. Kemudian bersihkan akuarium bisa dengan sikat atau spon pembersih.
7. Jika sudah, isi kembali akuarium dengan air baru, kemudian masukkan ikan koki bersama dengan air yang masih ada di gayung tersebut. Hal ini untuk mencegah ikan koki stress dan biar bisa cepat adaptasi lagi.
8. Ulangi langkah-langkah diatas secara berkala dan rutin.
Tips tambahan : Jika suatu saat listrik mati dan air pump atau gelembung udara mati salah satu solusinya coba kurangi air yang ada di akuarium dengan begitu mungkin bisa lebih lama bertahan.


KaRna bentuknya yG 'ndut dan cara berenangnya yg luthu ,,aQ suka banget sama jenis ikan yang satu ini.... Dan di rumah aQ punya banyak ikan mas koki.... ada yang jenis ikan mas koki biasa, tosca, oranda, mata balon, dan mutiara.... Yang paling aQ suka yaitu jenis koki mas mutiara ini...karena tubuhnya kecil, dan perutnya besar,,mungkin karena bentuk tubuhnya yg seperti itu disebut mutiara... ^_^
oY, sebelum aQ beri tips cara merawat ikan mas koki ini, aQ pengen critain dikit sejarah dari ikan mas koki ini...
Ikan mas koki ini berasal dari Cina, dan berdasarkan penelitian ahli,,kromosom dari spesies ikan yang ditemukan di Cina yang massih berkerabat dengan ikan mas koki bernama Carper crucian...

- - - CaRa MeraWaT IkaN mAs kOki - - -
  • Pertama kali akan memelihara ikan mas koki, sebaiknya air yang telah dimasukkan dalam aquarium diendapkan terlebih dahulu.
  • Ketika akan memasukkan ikan mas koki ke dalam aquarium, jika ikan mas koki tersebut berada dalam kantong plastik sebaiknya taruh kantong plastik yang berisi ikan mas koki tadi ke dalam permukaan air aquarium, untuk menyesuaikan suhu dalam aquarium dan suhu ikan koki,,agar ikan koki tidak stress dan mati.
  • Jika akan memelihara dalam aquarium yang besar, maka diperlukan aerotop peniup udara di aquarium, filter, dan selang penyedot kotoran.. Ketiga alat ini penting untuk mencegah kotoran dan sirkulasi udara air dalam aquarium.
  • Lokasi aquarium dipastikan harus tidak terkena sinar matahari langsung agar lumut dan alga tidak cepat berkemang biak.
  • Beri pakan secukupnya..JANGAN TERLALU SERING beri makan ikan mas koki karena ikan mas koki ini merupakan ikan yang rakus, slalu memakan makanan yang ada,, dan jika kekenyangan maka ikan koki akan cepat mati.. Dan menurut penelitian ahli, tubuh yang ramping bagi ikan mas koki akan memperpanjang umurnya. Pakan ikan ini yang alami dan bagus untuk ikan mas koki adalah cacing sutera karena mengandung protein yang tinggi.. Tetapi untuk lebih praktisnya, pakan ikan mas koki adalah bentuk pellet yang banyak dijual di toko-toko.
  • Jangan memberi pakan pada malam hari atau menjelang malam..Karena ikan mas koki merupakan ikan yang cepat proses pencernaannya,,setelah dia makan maka akan dikeluarkan dalam bentuk feses (mengandung amoniak).. Bakteri pengurai, aktif pada malam hari dan akan menguraikan feses ikan mas koki yang akan menyebabkan kandungan amoniak dalam air aquarium tinggi dan tidak baik bagi ikan mas koki.
  • Pada saat menguras air aquarium sebaiknya air yang akan dibuang jangan semuanya karena jika semua air lama digantikan dengan air baru, maka ikan mas koki harus beradaptasi lagi dan menyebabkan stress yang berakibat kematian.
  • Air aquarium yang baru diisi (setelah dikuras) sebaiknya diberi garam grosok (garam laut) yang mempunyai manfaat mencegah pertumbuhan jamur.
kan Mas Koki merupakan ikan hias air tawar yang poluler di tengah masyarakat. Sebagai hobi ataupun sebagai sebuah usaha keduanya perlu dilakukan secara serius dan perawatan yang baik. Sebagai Ikan yang termasuk dalam kategori ikan hias, untuk menghasilkan Ikan Mas Koki berkualitas baik harus dipelihara dalam lingkungan yang baik dan makanan yang mengandung nutrisi yang cukup bagi Ikan. Nutrisi makanan yang baik akan mendukung warna, kesehatan dan kualitas anakan yang baik. Dengan perawatan yang baik dan serius beberapa penghobi mampu Mendulang “Emas” Dari Usaha Ikan Mas Koki .
Aneka Jenis Ikan Mas Koki
Aneka Jenis Ikan Mas Koki

Syarat Lingkungan Hidup Ikan Mas Koki

Lingkungan Hidup Ikan Mas Koki adalah akuarium, Bak semen, Kolam, Bak Fiber dan lain-lain, tergantung media yang dipilih untuk membudidayakan ikan mas Koki. Media apapun yang dipergunakan yang paling penting adalah kualitas air yang selalu terjaga kebersihan dan kondisinya. Air kolam Mas Koki yang baik akan menunjang kelangsungan hidup dan keindahan ikan. Air kolam/akuarium ikan mas koki tidak boleh mengandung zat-zat yang berbahaya bagi ikan seperti amoniak yang dihasilkan oleh sisa makanan dan kotoran ikan. Dalam jumlah tertentu amoniak tidak berbahaya bagi ikan mas koki tetapi dalam jumlah banyak akan mengakibatkan kematian pada ikan Mas Koki. Untuk menghilangkan amoniak perlu dilakukan proses filtrasi pada air kolam/akuarium atau mengganti air dalam akuarium/kolam secara periodik. Ada banyak ragam model filter kolam yang bisa dipakai untuk kolam budi daya ikan koki.
Anatomi Ikan Koki
Anatomi Ikan Koki
Oksigen merupakan elemen penting bagi pertumbuhan ikan mas koki. Agar kandungan oksigen yang terlarut dalam air ( Disolved Oksigen) cukup bagi ikan Mas Koki ada beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:
- Kepadatan kolam tidak boleh melebihi kapasitas, kolam/akuarium yang terlalu penuh sesak akan menyebabkan ikan berebut oksigen dan kotoran semakin banyak sehingga kandungan amoniak semakin banyak pula. Efek lebih lanjut adalah kematian pada ikan.
- Memberi tambahan aerator pada kolam/akuarium, penambahan aerator sangat penting dalam menambah Disolved Oksigen dalam air. Selain penambahan aerator dalam kolam/akuarim bisa dibuat air terjun dengan pompa air. Air terjun cukup efektif menambah kandungan oksigen.
Jika kondisi air secara fisik sudah jernih dan terbebas dari bahan-bahan kimia berbahaya serta cukup oksigen maka keberhasilan dalam budi daya ikan Koki sudah separuh jalan berhasil. Memelihara ikan Mas Koki pada dasarnya menjaga kualitas air dalam konsisi yang optimal.
Kolam Budi Daya Ikan Mas Koki
Kolam Budi Daya Ikan Mas Koki, Gambar:Suaramerdeka

Merawat Ikan Mas Koki

Merawat Larva Ikan Mas Koki
Merawat ikan mas Koki sejak menetas hingga dewasa merupakan proses yang memerlukan kehati-hatian dan ketelatenan. Selain faktor lingkungan air yang baik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pada saat awal ikan mas Koki menetas, ia masih memiliki cadangan makanan yang semula dari telur ikan. Sampai 2-3 hari cadangan makanan ini masih cukup untuk mensuplai kebutuhan anakan ikan mas Koki, sehingga tidak perlu diberi makan. Setelah itu pada hari ketiga atau keempat mulai diberikan makanan berupa kutu air yang disaring. Selain kutu air bisa juga diberikan makanan berupa kuning telur rebus. Kurang lebih usia satu minggu hingga 10 hari anakan ikan mas koki diberi makan kutu air dan cacing sutra, setelah usia dua minggu anakan Ikan mas Koki diberi makan dengan Cacing sutra saja . Pada usia ini yang Ika mas Koki sangat rentan terhadap air hujan, maka alangkah baiknya untuk menghindari dari hujan yang deras.
Panen Ikan mas Koki bisa dilakukan mulai umur 22 hari atau satu bulan tergantung keinginan kita. Pada usia sekitar 22 hari harga ikan mas koki telah mencapai 150 hingga 200 rupiah. Panen pada usia ini jika kita ingin memasarkannya sebagai bibit ikan Mas Koki.

Membesarkan Ikan Mas Koki

Setelah usia satu bulan ikan mas koki perlu dipindahkan dalam kolam yang lebih besar, atau dengan kolam yang berukuran sama tetapi kepadatannya dikurangi. Jika lahan memungkinkan bisa dilakukan pembesaran pada kolam lumpur atau sawah. Pembesaran di sawah dengan cahaya matahari yang cukup akan mempercepat pertumbuhan ikan mas koki. Makanan yang diberikan bisa makanan alami atau makanan pelet .Pada proses pembesaran diperlukan waktu 4 hingga 6 minggu, hingga ikan Mas Koki berukuran sebesar jari jempol orang dewasa. Pada ukuran ini harga ikan mas Koki sudah mencapai 2 hingga 5 ribu rupiah.
Ikan Mas koki mencapai usia dewasa setelah berumur 4 bulan pada usia ini Ikan mas Koki bisa dijual ke penghobi atau peternak lain. Jika ingin dijadikan indukan Ikan Mas Koki harus dipelihara lagi sampai usia 8 bulan. Pada usia 8 bulan ikan Koki sudah siap untuk dijadikan indukan. Biasanya mulai 4 bulan calon indukan jantan dan betina dipelihara secara terpisah.

Memijahkan Ikan Mas Koki

Untuk menghasilkan anakan ikan Mas Koki yang baik diperlukan pemilihan indukan ikan Mas Koki yang baik pula. Indukan paing tidak sudah berusia 8 bulan dan sudah matang gonad. Indukan yang dipilih adalah ikan Mas Koki yang memiliki kepala kecil dengan tubuh bulat, sisik utuh dan tersusun rapih. Jika ikan sedang bergerak, ekor dan sirip akan kelihatan tegak.
Perbedaan jantan dan betina Induk Jantan Induk Betina Pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar. Pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba. Induk yang telah matang jika diurut pelan kerarah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih Jika diurut, keluar cairan kuning bening. Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerah-merahan.
Pemijahan ikan mas Koki bisa dilakukan di akuarium, kolam semen atau bak fiber. Pertama kali kolam pemijahan diisi dengan air dan diendapkan kurang lebih selama 24 jam. Masukkan media untuk bertelur berupa tanaman enceng gondok. Selanjutnya masukkan Indukan Ikan Mas Koki yang sudah dipilih pada sore hari. Proses pemijahan ikan Mas Koki akan berlangsung pada malam hari. Pada pagi hari lihat pada akar tanaman enceng gondokm dan perhatikan perubahan perut ikan Mas Koki Betina. Jika pada enceng gondok sudah terdapat telur maka segera angkat indukan ikan mas koki untuk dipindahkan ke kolam/akuarium lain. Tunggu 2-3 hari untuk telur ikan mas Koki menetas dengan sendirinya. Setelah menetas lakukan pemeliharaan seperti langkah di atas. Selamat Mencoba.(Galeriukm).

Senin, 26 September 2011

pendidikan

pendidikan untuk masa depan : Ahmad Tafsir

Ahmad Tafsir adalah seorang pakar pendidikan yang sangat memperhatikan mutu pendidikan. Pendidikan untuk masa depan ialah salah satu karya beliau yang diterbitkan dalam buku bunga rampai. Saya sangat setuju dengan pendapat beliau yang mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia harus disempurnakan agar dapat menghasilkan output yang berkualitas pula. Pendidikan di Indonesia memang harus diperbaharui dari mulai proses, kurikulum, dan sistem pendidikan sehingga nantinya lulusan dapat menghadapi tantangan di masa depan.
Pendidikan kita saat ini, pendidikan modern, adalah sebuah alat yang dipakai untuk belajar bagaimana mempertahankan hidup di zaman sekarang. Semua pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan zaman sekarang. Anak-anak sekarang sejak dini telah diperkenalkan dengan komputer, karena komputer telah menjadi sebuah identitas baru di era ini. Kita juga sering mendengar istilah seperti link-and-match yang menginginkan lulusan perguruan tinggi untuk bisa langsung terjun langsung oleh suatu lembaga perusahaan.
Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Pendidikan tidak mungkin jauh dari proses globalisasi. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis. Untuk itu, pendidikan harus dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan dan tanggung jawab. Di samping itu, pendidikan harus menghasilkan lulusan yang dapat memahami masyarakatnya dengan segala faktor yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun penghalang yang menyebabkan kegagalan dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu altematif yang dapat dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang berwawasan global.
Arus globalisasi yang ditopang oleh teknologi informasi menyebabkan arus informasi begitu cepat. Dan arus ini sebenarnya tidak hanya membawa pengetahuan tetapi juga nilai-nilai. Apakah nilai-nilai ini dapat bersifat negatif atau positif?, dapat diterima atau tidak dapat diterima?, akan bergantung pada nilai-nilai yang dihayati dalam suatu bangsa. Barangkali semakin berkembangnya kebiasaan dunia barat dalam hal gaya hidup seperti pola berpakaian, kebiasaan makan, rekreasi tidak banyak merugikan. Namun demikian secara tidak langsung sebagian kebiasaan ini beriplikasi pada nilai moral.
Manusia abad 21 harus mampu berpikir kritis dan kemauan kerja keras, mereka dituntut mampu mendefinisikan permasalahan dengan system perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Manusia pada abad 21 harus kreatif, mampu menciptakan solusi baru untuk permasalahan lama.
Manusia abad 21 memerlukan kemampuan untuk berkomunikasi efektif di dalam berbagai media dengan berbagai pendengar. Dengan memberikan sejumlah pilihan komunikasi. Di abad 21 banyak pekerjaan dan permasalahan hidup menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi, terkait dengan hal ini menjadi hal yang mustahil hanya mengandalkan pembelajaran di sekolah, manusia abad 21 dituntut menjadi pembelajaran mandiri.
Merubah sistem pendidikan indonesia bukanlah pekerjaan yang mudah. Karena system pendidikan kita sudah terlanjur tercemar dengan KKN. Bahwa sungguh ironis memang, di saat semua kebutuhan hidup melambung tinggi, seluruh warga Indonesia mengalami mahalnya biaya pendidikan, baik dari yang paling rendah seperti kelompok bermain play group sampai perguruan tinggi semua mematok harga yang sangat fantastis. Pendidikan dijadikan sebagai lahan untuk mengeruk keuntungan. Janji pendidikan gratis pun tampak semu. Padahal, tak bisa dipungkiri, pendidikan merupakan alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan Jaminan untuk dapat hidup dan berinteraksi dalam percaturan global. Dan Juga untuk meningkalkan masa depan bangsa. Para orang tua pun banyak yang sadar akan hal itu.
Karenanya, banyak orang tua yang berusaha semaksimal mungkin menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah terbaik agar mendapatkan pendidikan yang baik. Pendidikan bagi yang mampu. Bagaimana dengan yang tidak berpunya?
Pada pembukaan UUD 1945 alinea keempat disebutkan bahwa salah satu tujuan Negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupkan bangsa. Hal tersebut didetailkan lebih lanjut pada batang tubuh UUD 1945 pasal 31 ayat 1-5 yang mengatur mengenai masalah pendidikan di Indonesia. Pada pasal tersebut dikatakan bahwa: “ Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan, setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan Negara wajib membiayainya, dan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang
Mencerdaskan kehidupan bangsa berarti memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh generasi bangsa untuk mendapatkan pendidikan demi menjadi bangsa yang cerdas. Pendidikan akan mencetak generasi-generasi cerdas, tangguh dan berkarakter dalam rangka meningkatkan kualitas SDM yang akan menentukan kemajuan bangsa ini.
Saya juga setuju dengan pendapat beliau yang mengatakan bahwa pendidikan sekolah untuk masa depan harus memiliki kurikulum utama yang terdiri dari pendidikan agama dan moral. Hal itu dimulai dari seorang pendidik. Dalam mata kuliah profesi keguruan yang saya dapatkan disemester IV bahwa seorang pendidik harus memiliki 4 kompetensi yaitu kepribadian, pedagogik, social dan profesionalisme. Bahwa seorang pendidik mempunyai peran dan tanggung jawab yang sangat besar. Jika ia salah memberi materi, maka kesalahan itu akan mengakar pada diri peserta didiknya. Contoh, seorang pendidik yang memberikan jawaban soal UN, yang secara tidak langsung memberikan materi tentang ketidak jujuran dan ada kemungkinan mengakar ketika dewasa menjadi kepribadian professional dalam pengelapan uang negara. Maka itu, diperlukan pendidikan moral.

Minggu, 25 September 2011

membangun motivasi


Sebagai seorang guru, kita memiliki pelbagai tanggung jawab dan tugas yang harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan profesi guru.Tugas utama dan terpenting yang menjadi tanggung jawab seorang guru adalah memajukan, merangsang dan membimbing pelajar dalam proses belajar. Segala usaha kearah itu harus dirancang dan dilaksanakan. Guru yang berkesan dalam menjalankan tugasnya adalah guru yang berjaya menjadikan pelajarnya bermotivasi dalam pelajaran. Oleh itu untuk keberkesanan dalam pengajaran, guru harus berusaha memahami makna motivasi belajar itu sendiri dan mengembangkan serta menggerakkan motivasi pemberlajaran pelajar itu ke tahap yang maksimum.

Guru dapat memahami motivasi belajar jika sewaktu mengajar dia dapat melaksanakan langkah-langkah seperti berikut:

1. Mengenal pasti tingkat kecerdasan para pelajar.
2. Melaksanakan teknik memotivasi pelajar.
3. Merumuskan tujuan belajar dan mengaitkan tujuan itu dengan keperluan dan minat pelajar.
4. Menerapkan kemahiran bertanya kepada pelajar.
5. Melaksanakan aktiviti pengajaran dengan urutan yang sistematik.
6. Melaksanakan penilaian diagnostik.
7. Melaksanakan komunikasi interpersonal.

Memotivasi pelajar merupakan salah satu langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pengajaran dan pembelajaran. Jika guru telah berjaya membangun motivasi pelajar semasa pengajaran dan pembelajaran bermakna guru itu telah berjaya mengajar. Namun pekerjaan ini tidaklah mudah. Memotivasi pelajar tidak hanya menggerakkan pelajar agar aktif dalam pelajaran, tetapi juga mengarahkan dan menjadikan pelajar terdorong untuk belajar secara terus menerus, walaupun dia berada di luar kelas ataupun setelah meninggalkan sekolah.

Untuk meyakinkan diri kita bahawa memotivasi pelajar dalam belajar merupakan tugas guru dan berkewajiban pula melaksanakannya, maka pendekatan Behavioristik perlu kita jadikan pedoman dalam mengajar. Para pakar Behavioristik mengemukakan bahawa motivasi ditentukan oleh persekitaran. Guru merupakan persekitaran yang sangat berperanan di dalam proses belajar. Oleh kerana itu, meningkatkan motivasi pelajar dalam pelajaran merupakan tugas yang sangat penting bagi guru.

Mengapa usaha memotivasi pelajar itu sangat penting bagi guru? Sesetengah guru mungkin beranggapan bahawa tugas mereka sebagai guru hanyalah mengajar sahaja, bukan menimbulkan minat pelajar terhadap apa yang mereka ajarkan. Guru-guru seperti ini menghabiskan masa mereka di dalam kelas semata-mata hanya untuk menuangkan bahan pelajaran kepada pelajar. Mereka tidak peduli sama ada isi pelajaran yang mereka ajarkan atau yang mereka terangkan itu dapat diterima oleh pelajar untuk dijadikan sebagai miliknya atau tidak. Mereka tidak memperhatikan apakah bahan yang mereka ajarkan itu bermanfaat dan mempengaruhi tingkah laku atau perkembangan pelajar ke arah yang positif. Guru-guru seperti ini tidak menyedari bahawa pelajar-pelajar yang tidak berminat tidak akan dapat menerima pelajaran dengan baik.

Pelajar yang tidak berminat terhadap apa yang diajarkan oleh guru tetapi dia diharuskan mempelajarinya, dapat menimbulkan suatu perasaan benci terhadap mata pelajaran itu, bahkan untuk selanjutnya pelajar itu tidak akan ingin pernah mempelajarinya. Di dalam kelas yang kita ajar mungkin kita akan mendengar pelajar berkata, "Saya tidak mampu belajar Bahasa Inggeris" atau "Saya tidak dapat belajar matematik." Jika kita teliti permasalahannya, bukan kerana kedua-dua mata pelajaran tersebut sukar atau tidak menyenangkan, tetapi kerana guru kedua-dua mata pelajaran itu tidak menggunakan strategi yang berkesan, sehingga pelajar tidak tertarik untuk mempelajarinya. Pelajar tidak bermotivasi, malahan merasakan mata pelajaran tersebut menjadi menyiksa mereka.

Guru seharusnya menggunakan masa yang banyak sewaktu mengajar untuk memotivasi pelajar-pelajarnya. Pelajar yang termotivasi dengan baik dalam pelajaran akan melakukan lebih banyak aktiviti dan lebih cepat belajar jika dibandingkan dengan pelajar yang kurang atau tidak termotivasi semasa belajar. Ini memandangkan, jika guru dapat membangunkan motivasi pelajar terhadap pelajaran yang diajar maka diharapkan pelajar akan sentiasa meminati mata pelajaran tersebut.

Sesungguhnya usaha memotivasi pelajar dalam pendidikan adalah merupakan suatu proses (1) membimbing pelajar untuk memasuki pelbagai pengalaman yakni proses belajar sedang berlangsung; (2) proses menimbulkan semangat dan keaktifan pada diri pelajar sehingga dia benar-benar bersedia untuk belajar; dan (3) proses yang menyebabkan perhatian pelajar tertumpu kepada satu arah atau tujuan pada satu masa, iaitu tujuan belajar.

Situasi kelas yang pelajar-pelajarnya termotivasi dapat mempengaruhi sikap belajar dan tingkah laku pelajar. Pelajar yang termotivasi untuk belajar akan sangat tertarik dengan berbagai tugas belajar yang sedang mereka kerjakan; menunjukkan ketekunan yang tinggi; variasi aktiviti belajar mereka pun akan lebih banyak. Di samping keterlibatan mereka dalam belajar lebih besar, mereka juga kurang menyukai tingkah laku yang negatif yang dapat menimbulkan masalah disiplin.

Oleh kerana itu, dalam upaya menjaga dan meningkatkan disiplin kelas maka motivasi pelajar mesti dipertimbangkan. Ini bermakna meningkatkan motivasi pelajar dalam belajar merupakan suatu cara yang baik dalam menghindari tingkah laku pelajar yang negatif, kerana mereka terlibat aktif dalam belajar dan terangsang untuk belajar.

Sebenarnya tujuan jangka panjang dalam membangun dan mengembangkan motivasi pelajar dalam belajar adalah terbentuknya motivasi kendiri. Kita sebagai guru ingin agar pelajar selalu terdorong untuk mengembangkan minatnya untuk belajar walau di mana pun dia berada. Kita berharap agar pelajar-pelajar kita sentiasa ingin menimba pelbagai ilmu pengetahuan walaupun mereka telah lepas dari bimbingan kita. Tujuan pendidikan yang paling utama adalah untuk membangkitkan dalam diri pelajar suatu motivasi yang kuat dan terus menerus untuk belajar. Hal ini akan menjadi suatu kecenderungan dan kebiasaan dalam melakukan proses belajar selanjutnya.

Yang menjadi persoalan sekarang ialah bagaimana caranya kita semasa melakukan pelbagai usaha untuk membangun dan mengembangkan motivasi pelajar semasa belajar? Para pakar Humanistik, misalnya Carl Rogers, seorang pakar psikologi mengemukakan bahawa pada dasarnya di dalam diri setiap manusia ada keinginan yang sangat kuat untuk belajar yang bersifat semulajadi. Jadi, di dalam diri pelajar keinginan itu sudah ada. Guru hanya mengembangkan atau memupuk keinginan itu sehingga keinginan belajar itu dapat direalisasikan dalam bentuk prestasi yang maksimum. Para pakar Behavioristk pula, misalnya B.F. Skinner, seorang pakar pendidikan mengemukakan bahawa motivasi pelajar sangat ditentukan oleh persekitarannya. Pelajar akan termotivasi semasa belajar jika persekitaran belajar dapat memberikan rangsangan sehingga pelajar tertarik untuk belajar. Guru harus mengatur persekitaran atau suasana belajar secara bijaksana sehingga pelajar termotivasi untuk belajar.

Dalam proses mengajar dan belajar, guru dituntut memiliki pelbagai pengetahuan dan pemahaman yang bermanfaat untuk menimbulkan dan meningkatkan motivasi pelajarnya semasa belajar, sehingga proses belajar yang dibimbingnya berjaya secara optimal. Oleh kerana itu, guru perlu memahami dan menghayati serta menerapkan pelbagai prinsip dan teknik-teknik untuk membangkitkan dan meningkatkan motivasi pelajar dalam pembelajaran. Memang banyak sekali prinsip dan teknik yang berbeza-beza yang perlu diketahui oleh guru, kerana di dalam usaha memotivasi pelajar sesungguhnya tidak hanya satu prinsip dan teknik yang paling mujarab dipakai untuk semua pelajar, sepanjang masa, dan untuk semua situasi. Berbeza mata pelajaran, berbeza keperibadian pelajar, dan berbeza keperibadian guru menuntut perbezaan prinsip dan teknik yang dipakai dalam memotivasi pelajar. Oleh kerana itu, perbezaan mata pelajaran, keperibadian pelajar dan keperibadian guru harus dipertimbangkan dalam memilih prinsip-prinsip dan teknik-teknik yang akan dipakai dalam memotivasi pelajar.

Di dalam kelas yang pelajar-pelajarnya terdiri dari kelompok yang memiliki kemampuan yang sama namun berbeza keperibadian dan minat, variasi prinsip-prinsip dan teknik-teknik yang dipakai akan lebih banyak. Di dalam kelas mungkin kita akan menemui beberapa orang pelajar yang mampu memotivasi dirinya sendiri. Pelajar-pelajar seperti ini tidak banyak memerlukan pertolongan dari guru untuk merangsang minat mereka dalam belajar, kerana mereka mampu mendorong diri mereka sendiri. Kebanyakan pelajar akan mempunyai motivasi belajar jika kita menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi mereka, namun ada pula sejumlah pelajar yang baru akan termotivasi jika kita melakukan usaha-usaha khusus bagi mereka. Oleh kerana itu kita sebagai guru hendaklah fleksibel dalam memakai berbagai pendekatan dalam merangsang minat pelajar dalam belajar, serta mampu menerapkan berbagai prinsip dan teknik yang berbeza sesuai dengan keperluan masing-masing pelajar .




Motivasi merupakan jantung-nya proses belajar. Oleh kerana motivasi begitu penting dalam proses pembelajaran, maka tugas guru yang pertama dan terpenting adalah membangkitkan atau membangun motivasi pelajar terhadap apa yang akan dipelajari oleh pelajar. Motivasi bukan sahaja menggerakkan tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat tingkah laku. Pelajar yang bermotivasi dalam pembelajaran akan menunjukkan minat, semangat dan ketekunan yang tinggi dalam pelajaran, tanpa banyak bergantung kepada guru.

Menurut para pakar motivasi terdapat dua jenis motivasi yang umum, iaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong yang murni berasal dari dalam diri individu, dan tujuan tindakan itu terlibat di dalam tindakan itu sendiri, bukan di luar tindakan tersebut. Berbeza dengan motivasi ekstrinsik, iaitu keinginan bertingkah laku sebagai akibat dari adanya rangsangan dari luar atau kerana adanya kekuasaan dari luar. Tujuan bertingkah laku pun tidak terlibat dalam tingkah laku itu sendiri, tetapi berada di luar tindakan tersebut.

Di dalam proses belajar, motivasi intrinsik lebih berkesan mendorong pelajar dalam belajar. Namun bukan bermakna bahawa motivasi ekstrinsik perlu dihindari sama sekali. Motivasi ekstrinsik dapat memancing timbulnya motivasi intrinsik. Banyak pelajar yang termotivasi secara ekstrinsik dapat berjaya dengan baik dalam belajar, seperti halnya dengan pelajar-pelajar yang termotivasi secara intrinsik, asalkan guru dapat membantu mereka dengan cara yang tepat sesuai dengan keperluan mereka. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam membangkitkan motivasi pelajar dalam belajar melalui pengembangan motivasi ekstrinsik, seperti memberikan penghargaan atau celaan, membangun persaingan, memberikan hadiah atau hukuman, dan memberi tahu kemajuan yang dicapai oleh pelajar. Masing-masing cara mempunyai kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahannya sendiri. Guru harus menentukan cara yang paling tepat sehingga berbagai kelemahan dapat dikurangi atau dihindarkan sama sekali, dan sebaliknya kekuatan-kekuatan yang ada dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya.
http://www.oocities.org/usrafidi/top.gif


3. TEORI-TEORI TENTANG MOTIVASI

Menurut teori Keperluan, manusia termotivasi untuk bertingkah laku adalah kerana ingin memenuhi bermacam-macam keperluan seperti berikut:

1. Keperluan fizikal, iaitu meliputi keperluan makan, minum, seks atau kenikmatan dan keselamatan fizikal lainnya. Oleh kerana itu sekolah hendaknya menyediakan persekitaran yang menimbulkan kenikmatan, keamanan secara fizikal bagi para pelajar, sehingga mereka merasa senang dan nyaman dalam belajar.
2. Keperluan emosional, iaitu meliputi keperluan untuk mencapai prestasi dan harga diri. Ini dijadikan dorongan yang memotivasi dalam belajar dengan cara melibatkan pelajar dalam menentukan tujuan dan aktiviti untuk mencapai tujuan belajar. Aktiviti belajar hendaklah benar-benar bermanfaat bagi pelajar. Tugas-tugas belajar hendaklah cukup mencabar pelajar untuk berusaha secara maksimum, tidak terlalu mudah dan tidak pula terlalu sukar. Urutan-urutan aktiviti belajar hendaklah diatur sedemikian rupa sehingga pelajar benar-benar dapat berhasil dalam belajar, sekalipun dia adalah pelajar yang lembab. Dalam hal ini guru memperlakukan pelajar dengan penuh manusiawi dan menhormati serta menghargai mereka.
3. Keperluan kognitif, iaitu meliputi keperluan untuk berhasil menciptakan atau memecahkan suatu suasana konflik atau hal-hal yang saling bertentangan dan keperluan untuk mendapatkan rangsangan. Untuk itu guru perlu memberi tahu pelajar tentang tujuan pelajaran sehingga mereka mengetahui keberhasilan yang bagaimana yang diharapkan untuk mereka capai. Berbagai macam cara penyajian dapat dilaksanakan, seperti melalui teka-teki, pertanyaan yang mengundang perdebatan atau berbagai pendapat untuk menjawabnya, memunculkan pandangan-pandangan yang berlawanan atau berbeza atau aneh sehingga pelajar-pelajar terangsang untuk berfikir dan membahasnya. Menyediakan rangsangan dengan memberikan maklumat baru dan berkualiti melalui ceramah, demonstrasi dan perbincangan.

Abraham Maslow, seorang pakar motivasi terkenal dan pencipta teori keperluan mengemukakan suatu hubungan hirarki di antara pelbagai keperluan. Menurutnya jika keperluan pertama terpuaskan atau terpenuhi, maka keperluan kedua dirasakan oleh individu sangat penting untuk dipuaskan. Demikian seterusnya sampai keperluan yang paling tinggi, iaitu keperluan aktualisasi diri.

Para pakar Humanistik menitik-beratkan pentingnya motivasi dari dalam diri sendiri (self-motivation). Mereka menganjurkan agar guru-guru mendorong berkembangnya rasa ingin tahu dan minat semulajadi pelajar dalam belajar. Para pakar Behavioristik pula menekankan pentingnya persekitaran dalam menciptakan kondisi yang memotivasi pelajar. Mereka menganjurkan agar guru mengaitkan belajar dengan rangsangan yang menimbulkan perasaan senang dan membentuk tingkah laku pelajar melalui pemberian hadiah atau berbagai penguatan lainnya.
http://www.oocities.org/usrafidi/top.gif


4. MOTIVASI DI DALAM KELAS

Dengan memahami teori-teori yang termasyhur tentang motivasi, maka guru dapat mengembangkan lapan (8) jenis motivasi di dalam kelas, iaitu: (1) motivasi tugas; (2) motivasi aspirasi; (3) motivasi persaingan; (4) motivasi afiliasi; (5) motivasi kecemasan; (6) motivasi menghindar; (7) motivasi penguatan; dan (8) motivasi yang diarahkan oleh diri sendiri.

Motivasi tugas adalah motivasi yang ditimbulkan oleh tugas-tugas yang ditetapkan sama ada oleh guru, murid sendiri, mahupun yang dirancangkan oleh guru dan murid secara bersama-sama. Pelajar yang memiliki motivasi tugas memperlihatkan keterlibatan dan ketekunan yang tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar. Motivasi tugas hendaklah dibangun di dalam diri pelajar dan ini dapat dilakukan oleh guru kalau dia mengetahui cara-caranya.
Motivasi aspirasi yang tinggi tumbuh dengan subur kalau pelajar memiliki perasaan sukses. Perasaan gagal dapat menghancurkan aspirasi pelajar dalam belajar. Oleh kerana itu guru jangan menjadikan pelajar selalu gagal, walaupun ini bukan bermakna guru harus menjadikan pelajar sukses terus menerus. Suatu konsep yang harus ditanam oleh guru kepada pelajar agar ia memiliki aspirasi yang tinggi adalah bahawa kesuksesan atau kegagalan ditentukan oleh 'usaha', bukan oleh kemampuan atau kecerdasan.

Persaingan yang sihat dapat menjadi motivasi yang kuat dalam belajar. Namun memupuk rasa persaingan yang berlebih-lebihan, di kalangan pelajar dalam belajar dapat menimbulkan persaingan yang tidak sihat, kerana pelajar bukan menjadi giat belajar, tetapi dengan berbagai cara berusaha mengalahkan pelajar lain untuk mendapatkan status. Membangun persaingan dengan diri sendiri pada setiap pelajar akan menimbulkan motivasi persaingan yang sihat dan berkesan dalam belajar.

Motivasi afiliasi adalah dorongan untuk melaksanakan kegiatan belajar dengan sebaik-baiknya, kerana ingin diterima dan diakui oleh orang lain. Pelajar-pelajar yang masih kecil berusaha meningkatkan usaha dan prestasi dalam belajar agar dia dapat diterima dan diakui oleh orang dewasa, iaitu guru dan ibu bapanya. Namun para remaja lebih terdorong belajar untuk mendapatkan penerimaan dan perakuan dari rakan sebaya. Oleh kerana itu, guru-guru yang mengajar pelajar-pelajar yang masih kecil hendaknya memberikan perhatian dan penghargaan yang penuh terhadap peningkatan usaha dan hasil belajar yang ditampilkan oleh pelajar. Bagi pelajar remaja, guru hendaknya dapat memanfaatkan kelompok untuk meningkatkan usaha dan prestasi belajar ahli kelompok.

Kecemasan dapat mendorong usaha dan hasil belajar. Tetapi kecemasan yang berlebihan dapat menurunkan keghairahan dan hasil belajar. Pelajar yang telah memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar jika mengalami kecemasan dapat menurunkan motivasinya itu. Demikian juga dengan pelajar-pelajar yang memiliki kecerdasan (IQ) rendah kalau mengalami kecemasan menyebabkan usaha dan hasil belajar mereka menjadi bertambah merosot. Tetapi kecemasan sangat berkesan untuk meningkatkan usaha dan hasil belajar pelajar yang bermotivasi rendah dan yang memiliki kecerdasan tinggi.

Motivasi penguatan dapat ditimbulkan melalui diagram kemajuan belajar murid, memberikan komentar pada setiap kertas tugas, ujian dan peperiksaan pelajar dan memberikan penghargaan. Guru hendaklah menjauhi pemahaman bahawa pemberian angka sebagai sumber utama untuk menimbulkan motivasi penguatan, kerana menitik-beratkan pemberian angka dalam memotivasi pelajar dapat menimbulkan persaingan yang tidak sihat dan akan menimbulkan kecemasan di dalam kelas.

Motivasi yang diarahkan oleh diri sendiri sangat berkesan dalam meningkatkan motivasi pelajar dalam belajar. Pelajar-pelajar ini menunjukkan tingkah laku yang mandiri dalam belajar dan mempunyai sistem nilai yang baik yang melatar-belakangi tingkah laku mereka itu. Pembentukan sistem nilai-nilai yang menjadi tanggung jawab guru pada setiap pelajar, sehingga pelajar-pelajar memiliki motivasi yang diarahkan oleh diri sendiri adalah sangat penting. Bagi pelajar-pelajar yang telah memiliki motivasi yang diarahkan oleh diri sendiri, guru hanya perlu memberikan pelayanan yang sesuai dengan tuntutan aktiviti belajar mereka.
http://www.oocities.org/usrafidi/top.gif


5. MOTIVASI DAN ASPEK-ASPEK PENGAJARAN

Aspek-aspek yang terlibat dalam pengajaran yang meliputi sikap guru, kaedah pengajaran, bahan pelajaran, media pengajaran dan penilaian hasil pengajaran sangat mempengaruhi minat dan keghairahan pelajar dalam belajar.

Sikap atau tingkah laku guru dijadikan model oleh pelajar-pelajarnya. Pelajar-pelajar meniru sikap atau tingkah laku guru, sama ada yang pantas mahupun yang buruk. Gaya guru dalam memimpin kelas juga mempengaruhi suasana kelas dan kegiatan pelajar dalam belajar. Guru yang memberi semangat kepada pelajar dengan menekankan bahawa semua pelajar dapat berhasil dalam belajar, asal berusaha keras, rajin, tekun dan tidak mengenal putus asa, akan menimbulkan semangat pelajar untuk belajar. Mereka tidak takut untuk salah dalam belajar, kerana mereka yakin jika salah, mereka boleh berusaha lagi untuk memperoleh yang benar. Guru seperti ini mengembangkan standard (tingkat kualiti) kesuksesan yang disebut "Multidimensional Classroom". Berbeza dengan gaya guru yang mengembangkan standar kesuksesan "Unidimensional Classroom", yang menekankan bahawa kesuksesan hanya dapat diraih oleh pelajar yang mempunyai potensi inteligensi tinggi atau pelajar yang cerdas. Pelajar-pelajar yang dianggap guru kurang berpotensi inteligensi tinggi atau kurang cerdas, tidak bersemangat untuk belajar dan merasa diri mereka tidak mampu untuk menyelesaikan tugas-tugas belajar. Gaya guru dalam memimpin kelas seperti ini buruk pengaruhnya terhadap suasana kelas dan motivasi pelajar.

Tingkah laku pelajar dalam belajar dapat pula mempengaruhi keberkesanan pengajaran. Kalau tingkah laku pelajar positif maka guru-guru cenderung menampilkan pengajaran yang berkesan, dan jika tingkah laku pelajar negatif maka guru-guru cenderung untuk menampilkan pengajaran yang kurang berkesan. Ada di antara guru-guru yang memberikan pelayanan yang tidak sama terhadap pelajar-pelajar yang berbeza status sosial-ekonomi, berbeza jenis kelamin, berbeza kebudayaan dan berbeza prestasi belajarnya. Tentu sahaja cara ini tidak sesuai dengan idea pendidikan yang sebenarnya.

Kaedah mengajar yang dapat mengghairahkan dan meraih minat pelajar untuk belajar adalah memungkinkan pelajar terlibat secara aktif dalam belajar. Berbagai model mengajar yang dikembangkan oleh Bruce Joyce dan Marsha, memungkinkan keterlibatan pelajar yang maksimum dalam belajar. Model-model kaedah mengajar ini menuntut keaktifan pelajar sesuai dengan taraf perkembangan masing-masing pelajar. Pada taraf perkembangan pelajar yang tertinggi diharapkan pelajar-pelajar dapat belajar mandiri; melakukan kegiatan belajar tanpa tergantung banyak terhadap guru.

Bahan pengajaran sangat penting peranannya dalam meningkatkan motivasi pelajar dalam proses pembelajaran. Guru harus mengenal faktor-faktor yang harus dikembangkan dalam memilih bahan pelajaran. Di samping itu guru juga harus mahir dalam mengelola bahan pengajaran sehingga menarik dan memudahkan pelajar untuk memahami bahan pengajaran tersebut.

Media pengajaran dapat berfungsi untuk mendorong murid belajar dengan minat dan keghairahan yang tinggi apabila media pengajaran itu dipilih dengan mempertimbangkan ciri-ciri pelajar, tujuan pengajaran, jenis bahan pengajaran itu sendiri dan bentuk penilaian pengajaran yang akan dilaksanakan. Untuk memilih media pengajaran yang baik maka guru perlu mengetahui langkah-langkah yang harus ditempuhnya.

Aspek pengajaran lainnya yang dapat mempengaruhi motivasi pelajar dalam belajar adalah pelaksanaan penilaian pengajaran. Penilaian pengajaran yang dapat meningkatkan aktiviti murid dalam belajar, adalah penilaian yang dapat memberitahu pelajar tentang kelemahan dan kekuatannya dalam belajar dan penilaian itu dirasakan oleh pelajar sebagai penggambaran yang benar tentang taraf penguasaannya dalam belajar. Penilaian hendaknya diikuti dengan tindak lanjut dari guru, iaitu membantu pelajar untuk meningkatkan taraf penguasaan belajar yang sempurna, sehingga pelajar dapat berprestasi lebih tinggi.
http://www.oocities.org/usrafidi/top.gif


6. MOTIVASI DAN PERSEKITARAN

Persekitaran sekolah mahupun persekitaran rumah penting peranannya dalam meningkatkan motivasi pelajar dalam belajar. Guru mahupun ibu bapa hendaknya dapat menciptakan persekitaran sekolah dan persekitaran rumah yang memungkinkan keghairahan dan minat murid belajar menjadi meningkat. Persekitaran fizikal sekolah, sama ada yang menyangkut pengaturan ruangan kelas mahupun pengaturan jumlah pelajar dalam satu kelas, hendaknya mempertimbangkan persyaratan fizikal mahupun psikologikal yang menunjang keberkesanan pelajar dalam belajar.

Situasi sosial dalam kelas hendaknya dapat menjamin perasaan aman dan tingginya kerjasama dikalangan pelajar dalam mencapai tujuan akademik.

Ibu bapa dapat menciptakan situasi fizikal mahupun psikologikal yang menyokong minat dan keghairahan anaknya dalam belajar. Penyediaan kesempatan yang diperlukan anak dalam belajar di rumah mahupun di luar sangat menunjang kesuksesan anak dalam belajar. Membina hubungan akrab dengan anak dan memberikan perhatian yang tinggi penting dan patut dilakukan oleh ibu bapa, kalau mahu anaknya berjaya dalam belajar.
http://www.oocities.org/usrafidi/top.gif


7. TEKNIK-TEKNIK MEMOTIVASI MURID DALAM BELAJAR

Banyak teknik yang dapat dipergunakan guru untuk meningkatkan motivasi murid dalam belajar. Guru hendaknya selalu ingat betapa pentingnya memberikan alasan-alasan kepada pelajar mengapa mereka harus belajar dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk berprestasi sebaik-baiknya. Guru juga perlu menjelaskan kepada pelajar-pelajar apa yang diharapkan dari mereka selama dan sesudah proses belajar berlangsung. Lebih jauh, guru perlu mengusahakan agar pelajar-pelajar mengetahui tujuan jangka pendek dari pelajaran yang sedang diikutinya. Ingatlah bahawa ada cara-cara yang berkesan dan ada pula cara-cara yang tidak berkesan dalam memberikan penghargaan untuk meningkatkan kegiatan belajar, sikap terhadap belajar dan sikap terhadap diri sendiri murid, tetapi jangan lupa bahawa untuk pelajar-pelajar tertentu mungkin dapat merosak motivasi belajar mereka. Oleh kerana itu, anda sebagai guru harus berhati-hati dalam melaksanakan ujian dan memberikan angka atau markah kepada pelajar.

Cubalah guru melakukan sesuatu yang menimbulkan kekaguman kepada pelajar untuk merangsang perasaan ingin tahunya. Memang baik sekali untuk menimbulkan minat belajar, jika sekali-sekala guru memberikan aktiviti dengan memperkenalkan sesuatu yang baru bagi para pelajar. Berilah pelajar-pelajar kesempatan untuk mendapatkan penghargaan. Jadikan jangka masa belajar awal (permulaan) menjadi lebih mudah bagi pelajar dan usahakan agar semua pelajar mendapat kesempatan untuk merasa sukses. Tingkatkan motivasi pelajar dengan merangsang perasaan ingin tahu dengan cara memperkenalkan contoh-contoh yang khas dalam menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Doronglah pelajar untuk mempergunakan pengetahuan dan kemahiran serta pengalaman yang telah mereka pelajari dari bahan pelajaran sebelumnya untuk mempelajari bahan-bahan yang baru. Cubalah masukan unsur permainan dalam proses belajar untuk menarik minat dan memudahkan pemahaman pelajar terhadap bahan yang dipelajari. Doronglah pelajar anda untuk melaksanakan usaha-usaha penemuan atau berbagai percubaan (penyelidikan) untuk menemukan sesuatu yang belum pernah ada.

Guru haruslah berusaha untuk sedapat mungkin mengurangi persaingan di antara pelajar-pelajar dalam meningkatkan motivasi untuk mencapai prestasi akademik. Jauhilah perkara-perkara atau kejadian-kejadian yang dapat menimbulkan keengganan murid untuk belajar, sama ada yang merupakan ketidak-selesaan secara fizikal mahupun yang menyebabkan hilangnya harga diri pelajar. Jangan ada keinginan guru untuk menghukum pelajar dengan maksud agar pelajar akan belajar, tetapi sebaliknya berilah mereka penghargaan. Terakhir yang patut diperhatikan oleh guru dalam meningkatkan motivasi pelajar adalah bahawa guru hendaknya peka terhadap suasana atau iklim sosial sekolah dan benar-benar memahami bagaimana pengaruh iklim sosial itu terhadap nilai-nilai yang dipegang oleh para pelajar.

Guru hendaklah berhati-hati terhadap apa yang sedang berlangsung di dalam kelasnya dan mencuba merasakan apabila mengajar sesuatu topik dengan cara tertentu. Buatlah kumpulan pengalaman mengajar anda untuk dijadikan cermin dalam mengadakan perbaikan-perbaikan. Janganlah takut melakukan berbagai percubaan untuk menemukan cara yang terbaik dalam mengajar. Oleh kerana itu anda harus yakin akan pentingnya belajar melalui pengalaman. Jika suatu cara yang anda lakukan berjalan lancar, lakukan lagi; tetapi jika cara itu tidak atau sedikit sekali memotivasi murid dalam belajar, tinggalkan cara itu. Mengajar adalah suatu proses yang menuntut perbaikan secara cermat dan terus menerus.