Selasa, 01 Mei 2012

mts 2

Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

Pernahkah terlintas dalam benak kamu, siapakah nenek moyangmu? Kapankah Muhammad dilahirkan? Kapankah Muhammad di angkat menjadi rasul? Kapankah terjadinya Perjanjian Aqabah, Piagam Madinah? Bagaimana kepemimpinan Khulafaurrasyidin, Dinasti Umayyah? Dimanakah Nabi Muhammad saw. menerima wahyu yang pertama, dan bagaimana metode dakwah Nabi Muhammad saw.di Makkah dan Madinah? Apa yang melatarbelakangi terjadinya Futtul
Makkah?
Dengan mempelajari pelajaran sejarah kebudayaan Islam, kamu akan diajak untuk berpikir historis dan memperoleh pemahaman bagaimana perkembangan sejarah kebudayaan di dunia Islam. Selama manusia masih memiliki rasa ingin tahu terhadap peristiwa masa lalu, selama itu pula akan terasa perlunya mempelajari sejarah. Dari peristiwa-peristiwa tersebut, kita dapat bercermin dan menilai perbuatan yang merupakan keberhasilan dan kegagalan. Dengan mengetahui sejarah, kita akan lebih mempersiapkan diri untuk meraih keberhasilan dan akan lebih berhati-hati agar kegagalan itu tidak terulang kembali.
Tahukah kamu? Melalui sejarah kebudayaan Islam, kamu dapat melihat tidak hanya masa sekarang, akan tetapi masa yang akan datang. Pernahkah kamu sadari? Telah terjadi peristiwa yang sudah terjadi sebelumnya, hal tersebut terjadi karena pada dasarnya setiap peristiwa memiliki pola atau garis-garis tertentu yang membentuk terjadinya peristiwa tersebut.
Belajar sejarah sama halnya dengan belajar melalui pengalaman sehari-hari. Bukankah lebih baik jika orang mau belajar melalui pengalaman sehari-hari untuk menghadapi dan memecahkan masalah baru agar dapat menghasilkan suatu hal yang terbaik. Kamu juga akan mampu berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk menjelaskan proses perkembangan, perubahan masyarakat Islam, serta keragaman budaya di masa yang akan datang.
Sejarah merupakan jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, ia merupakan tempat belajar bagi para generasi penerus agar dapat memandang ke masa silam, melihat ke masa kini, dan menatap ke masa depan. Al- Qur’an adalah kitab suci yang merupakan pedoman hidup umat Islam yang telah memerintahkan umatnya untuk memperhatikan sejarah. Beberapa ayat Al-Qur’an dengan jelas memerintahkan hal itu. Di antaranya adalah sebagai berikut.

أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَأَثَارُوا الأرْضَ وَعَمَرُوهَا أَكْثَرَ مِمَّا عَمَرُوهَا وَجَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ :٩

Artinya :
Dan tidaklah mereka berpergian dimuka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul)? Orang-orang itu lebih kuat dari mereka (sendiri) dan mereka telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan, dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang jelas. Maka Allah samasekali tidak berlaku zalim kepada mereka, tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri. (Q.S. Ar-Ruum [30] :9]

Al-Qur’an bahkan tidak hanya memerintahkan umatnya untuk memperhatikan perkembangan sejarah manusia, tetapi Al-Qur’an juga menyajikan banyak kisah. Sebagian ulama bahkan ada yang berpendapat bahwa dua pertiga isi Al-Qur’an itu adalah kisah sejarah. Dalam kitab Mańa al-Qaţţan dijelaskan bahwa kisah dalam Al-Qur’an terbagi menjadi tiga macam antara lain sebagai berikut :
  1. Kisah para nabi yang berisi usaha, fase-fase perkembangan dakwah mereka, dan sikap orang-orang yang menentang para nabi. Adapun yang termasuk yang termasuk ke dalam jenis kisah tersebut di antaranya adalah kisah nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Ishak, Ismail, Musa, Harun, Isa dan Muhammad saw.
  2. Kisah orang-orang terdahulu yang termasuk ke dalam katagori nabi. Adapun yang termasuk ke dalam jenis kisah tersebut seperti kisah Talut, Jalut, dua orang putera nabi Adam, Ashab al Kahfi (penghuni gua), Zulkarnaen, Qarun, Firaun, Maryam, dan keluarga Imran.
  3. Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa Nabi Muhammad saw. seperti peristiwa Perang Badar, Perang Uhud, Perang Ahzab, Perang Hunain, Perang Tabuk, peristiwa hijrah, dan peristiwa Isra mi’raj
Kisah-kisah ini dipaparkan dengan tujuan agar umat manusia mengambil i’tibar (pelajaran) darinya. Allah berfirman sebagai berikut:

وَكُلا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ :١٢٠


Artinya :
Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu Muhammad, agar dengan kisah ini kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran ini Telah datang kepadamu kebenaran nasehat dan peringatan dan bagi orang-orang yang beriman. (QS Hud[11]:120)
Dari penjelasan ayat tersebut jelaslah bagaimana Islam mengajarkan pentingnya mempelajari sejarah, maka jangan sekali-kali melupakan sejarah. Jadi, tujuan dan manfaat mempelajari sejarah kebudayaan Islam adalah sebagai berikut.
  • Memperoleh pengalaman mengenai peristiwa-peristiwa sejarah kebudayaan Islam di masa lalu baik pengalaman positif maupun pengalaman negatif yang dapat dijadikan hikmah agar kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang kembali.
  • Mengetahui teori-teori sejarah kebudayaan Islam yang berlaku agar kemudian dapat dimanfaatkan dan diterapkan dalam mengatasi berbagai persoalan hidup di masa kini dan masa yang akan datang.
  • Menumbuhkan kedewasaan berpikir, memiliki cara pandang ke depan yang lebih luas serta bertindak lebih arif dan bijaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar