Sejarah berdirinya dan runtuhnya Dinasti Ayyubiyah.
Pendiri dinasti ini sholhuddin lahir di Takriet 532 H/1137 M meninggal 589 H/1193 M, di mansyurkan oleh bangsa Eropa dengan nama “Saladin” pahlawan perang salib, dari suku Ayyubiyah suku Kurdi.
Dan di tangan salahuddin lah, Mesir kembali ke mazhab sunni, setelah lama dibawa kekuasaan Fatimiyyah yang syi’i. dalam pemerintahan Salahuddin kecenderungnnya kepada agama lebih menonjol sehingga dapat dikatakan Dinasti Ayyubiyah adalah Dinasti agama (sunni). Hal ini dapat dilihat dari perilakunya dengan memberlakukannya mazhad Hanafi selain Safi’i yang telah berkembang sebelumnya, memberi bantuan kepada sejumlah perguruan hukum, merekrut guru dan Hakim besar dari luar mesir. Prilaku ini dilanjutkan oleh penggantinya, seperti menyebarluaskan identitas keagamaan Sunni, dengan membangun Dar al Hadist al Kamiliya (1222 M) yang mengajarkan pokok-pokok hukum dari berbagai mazhab Sunni, Madrasa al Salahiyah (129M) sebagai pusat pengajaran empat mazhab hukum serta mengdopsi sebuah kebijakan paham sunni terkait dengan pengakuan dan dukungan secara sepadan terhadap seluruh mazhab hukum sunni.
Daulah Fathimiyah waktu itu telah lemah tidak sanggub menghadapi tentara salib yang hendak mengusi Dunia islam. Raja Al-Adhid Li Dinillah telah tua dan sakit, meminta bantuan pada Nuruddin Zanki raja Syam. Nurudin mengutus Shalhuddin keponaknnya membawa angkatan bersenjata membantu Mesir. Dalam perjuangannya beliau berhasil sehingga kemudia menjadi sultan di mesir sebagi pendiri di Dinasti Ayyubiyah.
Perjuangan Shalahuddin sampai menjadi sultan dapat dibagi menjadi tiga periode:
1. Periode pertama, periode perjuangan Mesir.
Ia mengproklamirkan Mesir menyatu dengan pemerintahan Abbasiyah di Bagdad. Disini namanya menanjak sebagai pemersatu dunia islam yang tadinya terpecah menjdi Abbasiyah yang Sunni dan Fhatimiyah yang beraliran syi’ah.
Beliau berusaha melemahkan pengikut Khalifah dan mencari kepercayan rakyat yang kebanyakan dan pengikut aliran sunni.
2. Periode kedua, peiode menghadapi Syria (1174-1186 M).
untuk mempertahnkan diri melawan pengikut Fathimah di Mesir dan melawan bahaya orang salib di Syria dan palestina, Salahuddin mendirikan benteng Kairo diatas bukit Muqattam yang paling barat. Tempat ini menjadi pusat pemerintahan dan kubu militer yang sanggub menangkis serangan luar. Ini adalah rencana Salahuddin untuk menghubungkan benteng ini dengan perbentengan Kairo kuno zaman Fhatimiyah dan memperluas benteng sehingga memagari letak kota Futsat sepanjang sungai Nil.
3. Periode ketiga periode perjuanga di Pelestina (1186- 1193 M).
masa ini digunakan untuk perang suci melawan tentara Salib. Kebijaksanaan Solahuddin adalah membentuk persatuan negara Arab untuk mengusir orang salib. Dalam perang ini Shalahuddin selalu mengalahkan tentara salib sampai puncaknya menghancurkan mereka di Hittin dekat teberias tahun 1187 M.dan perang suci ini disudahi dengan perjanjian tahun 1192 di Ramleh dengan syrat-syarat:
a. yerussalem berada ditangan ummat islam, dan umat Kristen diizinkan menjalankan ibadah di tanah suci mereka.
b. Tentara salib mempertahankan pantai Syria dan Tyre sampai Jaffa.
c. Ummat islam mengembalikan harta rampasan Kristen kepada umat Kristen.
Setelah Salahuddin menjulang refutasinya ketika berhasil melawan tentara salib dengan mempersatukan pasukan Turki ,Kurdi, dan Arab.kota Yerussalem, 583/1187, kembali kepangkuan islam dari tangan tentara salib yang telah menguasinya 80 tahun lamanya. Salahuddian membagi kekuasaannya kepada sanak saudaranya sebelum meninggal, mereka masih tetap bersatu sehingga dapat mempertahankan kekuasaannya. Tetapi perselisihan inter keluarga Ayyubiyah setelah al-Khamil meninggal, yang sementara itu masih berlangsung perang salib, menyebabkan dinasti besar ini terpecah.
Pendiri dinasti ini sholhuddin lahir di Takriet 532 H/1137 M meninggal 589 H/1193 M, di mansyurkan oleh bangsa Eropa dengan nama “Saladin” pahlawan perang salib, dari suku Ayyubiyah suku Kurdi.
Dan di tangan salahuddin lah, Mesir kembali ke mazhab sunni, setelah lama dibawa kekuasaan Fatimiyyah yang syi’i. dalam pemerintahan Salahuddin kecenderungnnya kepada agama lebih menonjol sehingga dapat dikatakan Dinasti Ayyubiyah adalah Dinasti agama (sunni). Hal ini dapat dilihat dari perilakunya dengan memberlakukannya mazhad Hanafi selain Safi’i yang telah berkembang sebelumnya, memberi bantuan kepada sejumlah perguruan hukum, merekrut guru dan Hakim besar dari luar mesir. Prilaku ini dilanjutkan oleh penggantinya, seperti menyebarluaskan identitas keagamaan Sunni, dengan membangun Dar al Hadist al Kamiliya (1222 M) yang mengajarkan pokok-pokok hukum dari berbagai mazhab Sunni, Madrasa al Salahiyah (129M) sebagai pusat pengajaran empat mazhab hukum serta mengdopsi sebuah kebijakan paham sunni terkait dengan pengakuan dan dukungan secara sepadan terhadap seluruh mazhab hukum sunni.
Daulah Fathimiyah waktu itu telah lemah tidak sanggub menghadapi tentara salib yang hendak mengusi Dunia islam. Raja Al-Adhid Li Dinillah telah tua dan sakit, meminta bantuan pada Nuruddin Zanki raja Syam. Nurudin mengutus Shalhuddin keponaknnya membawa angkatan bersenjata membantu Mesir. Dalam perjuangannya beliau berhasil sehingga kemudia menjadi sultan di mesir sebagi pendiri di Dinasti Ayyubiyah.
Perjuangan Shalahuddin sampai menjadi sultan dapat dibagi menjadi tiga periode:
1. Periode pertama, periode perjuangan Mesir.
Ia mengproklamirkan Mesir menyatu dengan pemerintahan Abbasiyah di Bagdad. Disini namanya menanjak sebagai pemersatu dunia islam yang tadinya terpecah menjdi Abbasiyah yang Sunni dan Fhatimiyah yang beraliran syi’ah.
Beliau berusaha melemahkan pengikut Khalifah dan mencari kepercayan rakyat yang kebanyakan dan pengikut aliran sunni.
2. Periode kedua, peiode menghadapi Syria (1174-1186 M).
untuk mempertahnkan diri melawan pengikut Fathimah di Mesir dan melawan bahaya orang salib di Syria dan palestina, Salahuddin mendirikan benteng Kairo diatas bukit Muqattam yang paling barat. Tempat ini menjadi pusat pemerintahan dan kubu militer yang sanggub menangkis serangan luar. Ini adalah rencana Salahuddin untuk menghubungkan benteng ini dengan perbentengan Kairo kuno zaman Fhatimiyah dan memperluas benteng sehingga memagari letak kota Futsat sepanjang sungai Nil.
3. Periode ketiga periode perjuanga di Pelestina (1186- 1193 M).
masa ini digunakan untuk perang suci melawan tentara Salib. Kebijaksanaan Solahuddin adalah membentuk persatuan negara Arab untuk mengusir orang salib. Dalam perang ini Shalahuddin selalu mengalahkan tentara salib sampai puncaknya menghancurkan mereka di Hittin dekat teberias tahun 1187 M.dan perang suci ini disudahi dengan perjanjian tahun 1192 di Ramleh dengan syrat-syarat:
a. yerussalem berada ditangan ummat islam, dan umat Kristen diizinkan menjalankan ibadah di tanah suci mereka.
b. Tentara salib mempertahankan pantai Syria dan Tyre sampai Jaffa.
c. Ummat islam mengembalikan harta rampasan Kristen kepada umat Kristen.
Setelah Salahuddin menjulang refutasinya ketika berhasil melawan tentara salib dengan mempersatukan pasukan Turki ,Kurdi, dan Arab.kota Yerussalem, 583/1187, kembali kepangkuan islam dari tangan tentara salib yang telah menguasinya 80 tahun lamanya. Salahuddian membagi kekuasaannya kepada sanak saudaranya sebelum meninggal, mereka masih tetap bersatu sehingga dapat mempertahankan kekuasaannya. Tetapi perselisihan inter keluarga Ayyubiyah setelah al-Khamil meninggal, yang sementara itu masih berlangsung perang salib, menyebabkan dinasti besar ini terpecah.
Sebelum
membicarakan Dinasti Ayyubiyah terlebih kita harus mengupas sejarah
dinasti fathimiyyah, karena tanpa menelaah sejarah dinasti fathimiyyah
tentutnya latar belakang berdirinya dinasti ayyubiuah tidak akan
dipengerti. Karena dinasti ayyubiyyah merupakan kelanjutan dari dinasti
fathimiyyah.
Ketika
dinasti Al-Abbasyiah mengalami kemuduran dalam berbagai hal di afrika
utara berdiri sebuah dinasti yang bernama dinasti fathimiyyah, dinasti
ini didirirkan atas idealisme orang-orang syiah, karena mereka
beranggapan bahwa yang berhak menjadi pemimpin (imamah) sebagai
pengganti rasululladh ialan keturunan fathimah putri rasulullah.
Sebenarnya dari golongan syi'ah sudah lama ingin menjadi penguasa yaitu
ketika Ali Bin Abi thalib jatuh dari kepemimpinan akan tetapi pada masa
Daulah Umayyah dan Abbasyiah mereka tidak berhasil untuk memangku
menjadi pemimpin karena selalu mendapat tekanan politik. Akan tetapi
syi'ah ini adalah bukan kelompok yang mudah menyerah begitu saja, mereka
selalu mengadakan gerakan-gerakan akan tetapi gerakan mereka bersifat taqiyah
pura-pura patuh terhadap penguasa akan tetapi mereka secara diam-diam
menyusun kekuatan. Dan dinasti ini berdiri diantara dua kekuatan besar
yaitu dinasti Abbsyiah di damaskus dan Dinasti Umayyah II di spanyol.
Adapun
khalifah pertama dari dinasti ini Sa'ad bin husain kemungkinan dia
adalah keturunan Abdullah bin maimun seorang pemimpin syi'ah dari
Persia. Ketika dinasti abbasyiah berdiri dari kalangan syi'ah secara
diam-diam menyusun gerakan-gerakan yang merupakan sebagai fondasi
berdirinya dinasti fathimiyyah, yaitu pada awalnya di kahir abad 9 ada
salah satu seorang progandis ( Juru kampanye/ tim sukses) dari kalangan
syi'ah yang bernamakan Abdullah Bin Husain As-Syiah telah memperkenalkan
diri kepada orang-orang kitama yaitu anak suku dari suku berber di
afrika, ia mengaku sebagai utusan imam mahdi sang pembebas dari berbagai
agama, termasuk islam. Pada saat itu ziadatullah Al-Aglabi dari dinasti
Aglabiyyah berkuasa di daerah sijilmasa afrika. Dengan kekuatan
Abdullah As-Syi'i akhirnya dinasti aglabiyyah berhasil dikalahkan.
Dengan kemenangan As-syi'i segeralah As-Syi'i mengangkat Sa'ad bin
Abdullah.
Masa
kejayaan Dinasti Fatimiyyah pada kekhalifaan Al-Muiz. Dinasti ini
berhasil menyaingi kekuasaan Abdurrahman III di Andadusia, pemimpin
Dinasti Umayyah II. Selama tiga tahun panglima Jawhar berhasil
mendirikan pusat pemerintahan yang baru, yaitu Al-Qahira ( kairo )
sebagai pengganti fustat ibu kota mesir pada tahun 639-969 M. kemudian
Al-Qahira diresmikan setelah Al-Muiz datang kemesir. Dinasti terakhir
dari dinasti ini Al adid yang kemudian dikalahkan oleh Shalahuddin
Al-Ayyubi, dengan berkuasanya shalahuddin Al-Ayyubi berakhirlah kerajaan
syiah.
Berdirinya Dinasti Al-Ayyubiyah
Dinasti
al-ayyubiyah merupakan Dinasti setelah dinasti Fathimiyyah yang
bermadzhab Sunni dengan sultan pertama Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi,
seorang suku kurdi dari Azerbaijan yang melakukan migrasi ke irak.
Ayahnya adalah Najmuddin Bin Ayyub seorang gubernur tikrit yang pindah
kemushol kemudian ke damaskus . najmuddin dan saudaranya asadudin
syirkuh menjadi panglima mahmud zanki, penguasa saljuk, di suriah pada
saat itu.
Telah
disebutkan diatas bahwa penguasa yang terakhir dari dinasti fathimiyyah
adalah Al-Adhid yang menggantikan khalifah yang sebelumnya. Pada saat
Al-Adhid menjadi khalifah terjadi peristiwa yang sangat kejam yaitu
ketika al-Qais menjadi wazir pada saat itu Ibnu raziq, al-Adhid
melakukan pembunuhan terhadap Ibnu Raziq.. dan tidak lama kemudian sawar
berhasil mengantikan wazir yang baru. Akan kejadian ini dapat
menimbulkan kecemburuan dari pihak lain, pada saat itu Dhirgam juga
mengincar kedudukan wazir juga, dengan penuh strateginya Dhirgam
berhasil mengalahkan sawar, sawar melarikan diri ke syuriah.
Untuk
merebut kedudukan kembali sawar mengadakan kerja sama dengan mahmud
zanki, dengan perjanjian akan memberikan upeti dan bagi hasil atas
kesuksesan dalam berusahanya, Zanki mengutus panglimanya yang bernama
asadudin syirkuh, kemudian syirkuh dapat mengalahkan Dhirgam dan
berhasil mengembalikan kedudukan sawar sebagai wazir. Akan tetapi sawar
mengkhianati janjinya.
Sawar
adalah seorang politikus yang licik untuk mengsiasati, pengkhianatannya
ia bekerja sama dengan Armelic I penguasa tentara salib di palestina
untuk mengusir Syirkuh dari mesir, dan syirkuh berhasil ddi kembalikan
kenegri asalnya. sawar tunduk pada kekuasaan armelic I dan sawar tidak
berbuat apa-apa, kekuasaan mesir dikuasaai oleh armelic I.
Atas pengkhianatan Sawar zanki sangat marah besar ia berkeinginan untuk merebut mesir
dan menggulingkan jabatan sawar. Zanki mengirim panglima perangnya
yaitu syirkuh dan keponakannya shalehuddin yusuf Al-Ayyubi. Disnilah
terjadi peperangan orang ilsam dengan tentara kristen yang disebut
perang salib, dan peperangan dimenangkan oleh pihak islam. Akhirny sawar
melarikan diri dan syirkuh menjadi wazir mesir tidak lama yaiut selama 2
bulan, al-ayyubi menggantikan kedudukan pamannya. Ia sebagai wazir
mesir telah menghapus nama Al-Adhid dari kekuasaan karena pemerintahan
ditangani oleh wazir dengan begitulah Dinasti Al-Ayyubi berdiri.
Casino Roll
BalasHapusIn-depth review of Casino 골인 벳 먹튀 Roll. Play 포커 and win real money with a Casino Roll Bonus Code. 바카라 사이트 에스뱅크 Learn about what bonuses and games 예스 벳 you can 바카라 사이트 claim and win real money.