- Pengertian Khulafaur Rasyidin
Kata ar-rasyidin adalah bentuk jamak dari kata ar-rasyid (الراشد). Kata ar rasyidin berarti orang yang mendapat petunjuk (hidayah), sedangkan kata ar-rasyid menurut bahasa berarti orang yang benar, lurus atau pintar, serta arif dan bijaksana.
Jadi pengertian khulafaur rasyidin (خلفاء الراشدين) adalah orang-orang yang ditunjuk sebagai pengganti atau pemimpin yang benar, lurus atau pintar, serta memperoleh petunjuk (hidayah), dan arif lagi bijaksana.
Dalam sejarah, tugas Nabi Muhammad sebagai kepala pemerintahan dan kepala Negara diemban oleh sahabatnya secara berturut-turut. Termasuk penggantinya inilah yang dikenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin. Secara kebahasaan, Khulafaur Rasyidin berarti para khalifah yang mendapat petunjuk. Keempatnya adalah Abu Bakar (memerintah 632-634 M), Umar bin Khattab (memerintah 634-644 M), Usman bin Affan (memerintah 644-656 M), dan Ali bin Abi Thalib (memerintah 656-661 M).
Istilah Khulafaur Rasyidin dapat kita jumpai dalam hadits Rasulullah. Nabi bersabda sebagaimana berikut:
” ستفرق أمتي على ثلاثة و سبعين كلهم في النار الا واحدةً قيل
: ما هي يا رسول الله ؟ قال : أهل السنة والجماعة, قيل ما هي يا رسول الله
؟ قال ما على سنتي و سنة الخلفاء الراشدين”
Artinya : “umatku akan terpecah-pecah menjadi 73 golongan,
semuanya akan ditempatkan di neraka kecuali satu golongan. “Apa yang
satu golongan itu?” Tanya seorang sahabat. Nabi SAW menjawab: “kelompok
ahlus sunnah wal jamaah” sahabat bertanya lagi,”siapakah mereka?” nabi
menjawab, “mereka yang taat kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur
Rasyidin”.Tidak lama Khulafaur Rasyidin menjadi penerus nabi. Hanya 31 tahun dimulai dari tahun 632 M dan berakhir tahun 661 M. namun 31 tahun tersebut sangat menentukan bagi keberadaan Islam. Masa itu adalah masa konsolidasi dan masa pemantapan dasar-dasar Islam dan peradabannya. Khulafaur Rasyidin yang berhasil menyelamatkan akidah Islam dari pembangkangan kaum murtad dan nabi palsu. Khulafaur Rasyidin pula yang pertama kali berhasil membawa Islam keluar dari kungkungan padang pasir Jazirah Arab untuk menaklukkan Persia, Syam dan Mesir. Sejarah tentu akan lain jika pada saat itu Khulafaur Rasyidin gagal menunaikan tugasnya.
- 1. Khalifah Pertama: Abu Bakar Ash-Shiddiq (11-13 H/ 632-634 M)
- Proses Pengangkatan Abu Bakar Ash-Shiddiq
Perbedaan tersebut dapat didamaikan dengan ucapan dari Abu Ubaidah yang mengatakan : “Hai kaum Anshar, kamu adalah orang yang pertama menolong dan membela, maka janganlah pula kamu yang pertama merusakkannya”. Dengan sadar maka bersatulah antara golongan Anshar dan golongan Muhajirin dengan mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah secara aklamasi, yang pertama didahului dengan jabatan tangan Umar bin Khattab yang diikuti oleh sahabat-sahabat yang lain.
Keesokan harinya barulah dilakukan baiat umum di Masjid Nabawi . Pidato Abu Bakar setelah dibaiat adalah: “Wahai manusia, saya telah diangkat sebagai Khalifah, padahal saya bukanlah orang yang terbaik di antara kamu, maka jikalau aku menjalankan tugasku dengan baik aka ikutilah aku, jika saya berbuat salah maka betulkanlah aku.[2]
- Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq
Selain itu, Abu Bakar adalah orang yang sederhana, jabatannya sebagai khalifah tidak menyebabkannya hidup bermewah-mewah. Ia tidak mau menyalahgunakan jabatannya sebagai penguasa untuk memperkaya dirinya sendiri ataupun keluarganya. Ia meninggal dalam kesederhanaan.
- Jasa-Jasa dan Peninggalan Abu Bakar Ash-Siddiq
1) Memberantas nabi-nabi palsu
2) Memerangi orang-orang yang ingkar zakat, yang beranggapan bahwa membayar zakat hanya kepada nabi Muhammad, setelah nabi wafat tidak ada lagi kewajiban.
3) Memberantas orang-orang murtad, yang belum memahami tentang Islam.
4) Menghimpun Al Qur’an atas usulan Umar bin Khattab dengan alasan:
a) Banyak penghafal Al Qur’an yang gugur syahid.
b) Tulisan yang ada di pelepah-pelepah kurma, batu-batu tulang, dikhawatirkan rusak dan hilang.
c) Untuk menjaga kemurnian Al Qur’an, penulisan tersebut diserahkan kepada Zaid bin Tsabit dan disimpan oleh khalifah Abu Bakar.
5) Memperluas wilayah penyebaran agama Islam ke Hiroh (dijadikan pusat pertahanan dan ibu kota di luar Arab), Anbar dan Persia, Daumatul Jandal, Yarmuk, Syam (pernah dikuasai tentara Romawi), dan Syria. Abu Bakar menugaskan empat panglima perangnya untuk menguasai Syria dari Romawi Timur yang dipimpin oleh Kaisar Heraklius. Mereka adalah Yazid bin Abu Sufyan yang ditugaskan di Damaskus, Abu Ubaidah bin Jarrah ditugaskan di Horns, Amr bin Ash ditugaskan di Palestina, dan Surahbil bin Hasanah di Yordan.[3]
Peninggalan Abu Bakar:
1) Mushaf Al Qur’an.
2) Wilayah kekuasaan Islam.
3) Semangat, tekad, sikap untuk berpegang pada kebenaran dan berkorban jiwa harta demi membela agama Islam.[4]
- 2. Khalifah Kedua: Umar bin Khattab (13-23 H/ 634-644 M)
- Proses Pengangkatan Umar Bin Khattab
Meskipun begitu, sebelum menentukan Umar, Abu Bakar meminta penilaian para sahabat besar mengenai Umar. Ia bertanya kepada Abdur Rahman bin Auf, Usman bin Affan dan Asid bin Hudhair Al-Anshary, Said bin Zaid, dan sahabat-sahabatnya dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Pada umumnya mereka menyepakati pilihan Abu Bakar.[5] Dengan meninggalnya Abu Bakar pada hari Senin tanggal 23 Agustus 624 M dalam usia 63 tahun, maka pemerintahan Islam langsung dipegang oleh Umar bin Khattab yang telah ditunjuk oleh Abu Bakar dan disetujui oleh seluruh umat Islam secara aklamasi dengan tidak meninggalkan asas demokrasi Islam. Dengan hati yang ikhlas mereka semua ikut membaiat Umar sebagai Khulafaur Rasyidin II.[6]Maka demikianlah, kaum muslim pada tahun 634 M(13 H) membaiat Umar sebagai Khalifah.
- Keutamaan Umar bin Khattab
- Jasa-Jasa dan Peninggalan Umar bin Khattab
- Propinsi Kufah dipimpin Sa’ad bin Abi Waqosh.
- Propinsi Basrah dipimpin Utbah bin Khazwan.
- Propinsi Fustat (Mesir) dipimpin Amru bin Ash.
3) Menetapkan tahun Hijriyah sebagai tahun baru Islam.
4) Membangun dan memperindah masjid-masjid seperti: Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjid Amru bin Ash di Mesir.[7]
- 3. Khalifah Ketiga: Usman bin Affan (23-35 H/ 644-656 M)
- Proses Pengangkatan Usman bin Affan Sebagai Khalifah
- Usman bin Affan
- Ali bin Abi Thalib
- Thalhah bin Ubaidillah
- Zubair bin Awwam
- Sa’ad bin Abi Waqqash
- Abdurrahman bin Auf.
Pada hari Rabu waktu Shubuh, 4 Dzulhijjah 23 H, Khalifah Umar yang hendak mengimami shalat di masjid mengalami nasib naas. Perutnya ditikam oleh Abu Lu’luah Fairus, seorang budak dari Persia, milik Mughirah bin Syu’ban. Abu Lu’luah menikam Umar karena merasa kesal dengan kata-kata Umar kepadanya sehari sebelumnya.[8]
Sesudah Umar wafat, Abdur Rahman bin Auf memulai tugasnya dengan menghimpun pendapat dari anggota dewan dan dari pemuka-pemuka Muhajirin dan Anshar, begitu pula mendengar pendapat dari rakyat kecil. Dari usahanya itu, disampaikan bahwa umumnya kaum muslimin mencalonkan dua orang unggulan yaitu Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
Dalam pemilihan timbul kesulitan dalam menetapkan calon Khalifah. Kesulitan tersebut timbul karena:
1) Berdasarkan pendapat umum, mayoritas masyarakat menginginkan Usman bin Affan menjadi khalifah.
2) Di kalangan anggota dewan timbul perbedaan pendapat. Abdur Rahman bin Auf cenderung memilih Usman bin Affan, sedangkan Sa’ad bin Abi Waqosh memilih Ali bin Abi Thalib.
3) Thalhah bin Ubaidillah, salah satu diantara enam calon khalifah masih berada di luar kota, sehingga belum diketahui pendapatnya.
Bekat ketekunan dan kebijaksanaan Abdur Rahman bin Auf, maka terpilihlah Usman bin Affan menjadi Khalifah pada usia 70 tahun pada tahun 23 H (644 M), kemudian Ali-pun mengucapkan baiat kepada Usman bin Affan.[9]
Pada hari Rabu waktu Shubuh, 4 Dzulhijjah 23 H, Khalifah Umar yang hendak mengimami shalat di masjid mengalami nasib naas. Perutnya ditikam oleh Abu Lu’luah Fairus, seorang budak dari Persia, milik Mughirah bin Syu’ban. Abu Lu’luah menikam Umar karena merasa kesal dengan kata-kata Umar kepadanya sehari sebelumnya.
- Keutamaan Usman bin Affan
- Jasa-Jasa dan Peninggalan Khalifah Usman bin Affan
1) Membangun dan memperindah Masjid Nabawi di Madinah.
2) Mengadakan penulisan dan penggandaan Al Qur’an yang dikenal dengan Mushaf Usmani atau Mushaf al Imam. Panitia penggandaan terdiri dari: Zaid bin Tsabit sebagai ketua dengan anggotanya yaitu Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abdur Rahman bin Haris bin Hisyam. Hasilnya sebanyak lima mushaf, satu disimpan oleh Khalifah Usman, sisanya masing-masing dikirim ke Makkah, Syria, Basrah dan Kufah.
3) Membangun angkatan laut yang tangguh untuk menangkis serangan musuh terutama melawan pasukan Romawi yang ingin merebut kota Iskandariyah.
4) Memperluas wilayah Islam sampai ke Armenia, Afrika (Tunisia), Tripoli (Libya) dan Azerbaijan serta kepulauan Cyprus kemudian dilanjutkan ke Konstantinopel, Turki dan negara-negara Balkan (Yugoslavia dan Polandia).
Usman adalah orang yang lemah lembut dan dermawan. Namun dikarenakan kelembutan dan sifat dermawannya tersebut, Usman bin Affan banyak dimanfaatkan oleh family-familinya dalam menduduki jabatan pemerintahan sehingga terkenal dengan family system. Akhir pemerintahan Usman muncul seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam dengan tujuan mengadu domba umat Islam untuk menghancurkan Islam. Orang tersebut bernama Abdullah bin Saba’ yang menyebarkan fitnah kesana kemari yang mengakibatkan terbunuhnya Khalifah Usman oleh Al Ghofiqi.[10]
- 4. Khalifah Keempat Ali bin Abi Thalib (35 – 40 H/ 656 – 661 M)
- Proses Pengangkatan Ali bin Abi Thalib
Selain itu Ali bin Abi Thalib juga mengirim anaknya Hasan dan Husain untuk ikut melindungi Usman. Namun itu tak mampu mencegah bencana yang menimpa Khalifah Usman. Pembunuhan secara keji ini menyisakan suasana mencekam, terutrama di Madinah. Tidak ada satu pemimpin yang bisa menunjukkan apa yang harus dilakukan. Keadaan ini berlangsung beberapa kali. Beberapa sahabat seperti Zubair bin Awwam dan Tholhah bin Ubaidillah ingin membaiat Ali sebagai khalifah. Namun Ali belum mengambil tindakan apapun.
Setelah didesak terus-menerus, akhirnya Ali bersedia dibaiat sebagai Khalifah pada 24 Juni 656 M bertempat di Masjid Nabawi.
- Keutamaan Ali bin Abi Thalib
- Jasa-Jasa dan Peninggalan Khalifah Ali bin Thalib
1) Khalifah Ali mengganti gubernur yang diangkat oleh Khalifah Usman yang kebanyakan dari family-famili khalifah tanpa memperhatikan kemampuan, keadilan dan akhlak mereka (hanya mementingkan pribadinya). Tindakan ini menimbulkan akibat antara lain munculnya tiga golongan (golongan Ali, golongan Aisyah, dan golongan Zubair dan Tholhah., meletusnya perang Jamal, perselisihan antara Ali dan Muawiyah dan terjadinya perang Shiffin. Akibat dari perang Shiffin ini, muncullah Khawarij dan Syiah.[11]
2) Menarik kembali tanah milik Negara dan harta baitul Mal yang dibagi-bagikan kepada pejabat dan family-famili khalifah Usman biarpun ditentang oleh para gubernur lama. Kemudian dikembalikan fungsinya untuk kepentingan Negara dan golongan lemah.
3) Memerintahkan kepada Abul Aswad Ad Duali untuk mengarang buku tentang pokok-pokok ilmu Nahwu (Qoidah Nahwiyah) untuk mempermudah orang membaca dan memahami sumber ajaran Islam.
4) Membangun kota Kufah yang kemudian dijadikan pusat pengembangan ilmu pengetahuan Nahwu, Tafsir, Hadis dan lain-lain. Pada akhirnya khalifah Ali dibunuh oleh Ibnu Muljam dari golongan Khawarij.
- Kebijakan dan Strategi Khulafaur Rasyidin
- Memerangi Kaum Murtad
Dalam hal menghadapi nabi palsu, Abu Bakar bersikap tegas. Setelah mereka tidak mau bertaubat, Abu Bakar akan mengirim pasukannya dengan panglima terbaiknya untuk memerangi mereka. Peperangan tersebut disebut dengan Perang Riddah, berlangsung pada tahun 633 M.
- Pembukuan Al Qur’an
Sesungguhnya banyak sekali ragam cara membaca al qur’an , hal itu hampir saja menjadi pencetus perang saudara karena berselisih paham tentang cara membaca Al -Qur’an. Kondisi ini akhirnya dilaporkan oleh Huzaifah al Yamani kepada Khalifah Usman. Khalifah Usman akhirnya melakukan penyeragaman cara baca Al Qur’an. Cara baca inilah yang kemudian dipakai oleh kaum muslimin sampai sekarang. Dalam menyusun cara membaca Al Qur’an ini, Usman berpatokan pada Al Qur’an yang telah disusun oleh Abu Bakar. Khalifah Usman mengharuskan kaum muslimin untuk menggunakan salinan Al Qur’an yang telah disebarkan tersebut, sedang yang lainnya dibakar. Mushaf-mushaf inilah yang dikenal Mushaf Usmani.
- Keberhasilan-Keberhasilan Ekspedisi Militer
Kesuksesan tentara muslim ini salah satunya karena didukung oleh angkatan laut yang kuat yang didirikan pada masa Khalifah Usman oleh gubernur Syam, Muawiyah bin Abi Sufyan.
- Penataan Pemerintah
- Pembentukan Lembaga Politik (Al Nidzam Al-Siyasiyah) yang meliputi:
2) Al-Wizariyah, para wazir atau menteri yang membantu Khalifah dalam urusan pemerintahan.
3) Al-Kitabah, sistem ini terkait dengan masalah pengangkatan seseorang untuk menjabat sekretariat Negara.
- Al-Nidzam Al-Idary yaitu sistem pemerintahan yang berkaitan dengan tata usaha administrasi Negara.
- Al-Nidzam Al-Maly, organisasi keuangan Negara, lembaga ini mengelola masuk keluarnya uang Negara. Untuk itu dibentuk Baitul Mal.
- Al-Nidzam Al-Harby, yaitu sistem pemerintahan yang berkaitan dengan masalah ketentaraan. Organisasi ini mengurusi masalah ketentaraan, masalah gaji tentara, urusan persenjataan, pengadaan asrama-asrama dan benteng-benteng pertahanan.
- Al-Nidzam Al-Qadha’i, yaitu sistem yang berkaitan dengan masalah kehakiman, yang meliputi masalah pengadilan, pengadilan banding dan pengadilan damai.
- Pengelolaan Keuangan
- Ibrah Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin
Khalifah Umar bin Khattab merupakan salah satu pemimpin yang meletakkan dasar-dasar demokrasi dalam Islam. Beliau benar-benar memperhatikan dan mengutamakan kepentingan rakyat. Dalam pemerintahana beliau pejabat yang benar-benar dapat dipercaya. Khalifah umar bin khattab juga membuka diri untuk menerima suara langsung dari rakyat.
Khalifah Usman bin Affan merupakan salah satu pemimpin yang lemah lembut dan sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya. Beliau lebih suka mengadakan pendekatan persuasif jika terjadi gejolak.
Adapun Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah seorang pemimpin yang disiplin, tegas dan keras dalam membela kebenaran yang diyakininya daripada persatuan. Khalifah Ali bin Abi Thalib juga menjunjung tinggi keputusan yang sudah menjadi kesepakatan mayoritas.
- Meneladani Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin
Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, situasi Negara aman. Dalam kondisi seperti itu perlu pemimpin yang mempunyai karakter seperti Umar bin Khattab yaitu cerdas, tegas dan mengutamakan kepentingan rakyat. Kecerdasan Umar bin Khattab sangat diperlukan untuk membangun dasar-dasar kemasyarakatan yang Islami.
Situasi Negara pada masa Khalifah Usman bin Affan benar-benar sudah aman. Kemakmuran sudah tercapai di segenap lapisan masyarakat. Dalam kondisi seperti itu, karakter pemimpin yang saleh, penyantun, dan sabar sangat diperlukan. Dengan karakter seperti khalifah Usman bin Affan tersebut kemakmuran rakyat dapat tercapai, baik jasmani maupun rohani.
Pada masa peralihan kekuasaan dari khalifah Usman bin Affan kepada Ali Bin Abi Thalib, kekacauan kembali terjadi. Dalam kondisi seperti ini karakter pemimpin yang tegas dan mengutamakan kebenaran sangat diperlukan. Khalifah Ali bin Abi Thalib mempunyai karakter yang tepat. Ketegasan Ali bin Abi Thalib dalam membela kebenaran mirip dengan Khalifah Umar bin Khattab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar