Minggu, 19 Februari 2012

ITIK/BEBEK

Itik merupakan unggas yang memiliki sifat aquatik, yaitu suka dengan air. Hal ini ditunjang oleh bulu-bulu yang tebal dan berminyak yang berfungsi untuk melindungi tubuh saat berada di air. Itik termasuk hewan pemakan segala makanan (omonuvorus), mulai dari biji-bijian, rumput, umbi hingga hewan kecil seperti keong, ikan, serangga, dan  belut. Sifat khas itik adalah bentuk kaki yang pendek, kuat dengan jari-jari kaki dihubungkan oleh selaput renang. Menurut sejarah pustaka, nenek moyang hampir semua itik adalah itik liar (Anas moscha) atau wild mallard keculai itik muscovy. Itik liar yang termasuk dalam ordo Anatidae berasal dari Amerika utara. Selanjutnya itik liar ini didomestikasi sehingga dikenalah itik yang dipelihara (Anas domesticus). Dalam kehidupan di habitatnya, itik bersifat monogamus (berpasangan) tetapi setelah di domestikasi itik bersifat poligamus.
Unggas ini merupakan penerbang yang kuat, ia memilik sayap pendek dengan otot sayap yang kuat. Pada pergantian musim, itik bermigrasi dari wilayah utara ke selatan untuk berkembang biak. Mereka memiliki daya adaptasi yang luas dan dapat hidup di daerah tropis dan sub tropis.


Bisnis budidaya bebek memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Apalagi jika budidaya dilakukan secara intensif dalam arti tidak hanya dilakukan sebagai kegiatan sambilan. Selain memiliki peluang bagus untuk dikembangkan karena permintaan yang makin tinggi dari masyarakat untuk konsumsi telur dan daging, peternakan itik membutuhkan pakan, khususnya sumber protein yang efisien.
bebek di Indonesia awalnya berasal dari Jawa. Sementara di Inggris dikenal dengan nama Indian Runner (Anas javanica). Berbagai jenis bebek lokal dikenal penamaannya berdasarkan tempat pengembangannya, wilayah asal dan sifat morfologis. Mungkin Anda pernah mendengar nama-nama bebek seperti bebek Alabio (dari Kalimantan Selatan), itik Tegal dan bebek Mojosari dan bebek Maros.
Umumnya usaha peternakan itik ditujukan untuk bebek petelur. Namun peluang bebek pedaging juga bisa diambil dari bebek jantan atau bebek betina yang sudah lewat masa produksinya. Selain itu bisa juga pebisnis mengambil bagian pembibitan ternak bebek sebagai fokus usaha.
Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak bebek (5-8 minggu), pemeliharaan bebek Dara (umur 8-20 minggu ke atas) dan pemeliharaan bebek petelur (umur 20 minggu ke atas).
Masa produksi telur yang ideal adalah selama 1 tahun. Produksi telur rata-rata bebek lokal berkisar antara 200-300 butir per tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Bahkan, bebek alabio memiliki produktivitas tinggi di atas 250 butir per tahun dengan masa produksi telur hingga 68 minggu.
Pengembangan dan pemeliharaan bebek potong agar tercapai efisiensi pemanfaatannya menurut D.L Satie (1991) seperti dikutip Majalah Poultry Indonesia Online, dapat menggunakan bebek yang telah lewat masa produksinya maupun bebek jantan. Hal ini dimaksudkan karena bebek jantan mempunyai beberapa keunggulan dan keuntungan kalau ditinjau dari segi ekonomisnya. Sementara untuk harga bibit, bebek jantan lebih murah jika dibandingkan bebek betina, karena msyarakat selama ini hanya mengenal dan memetik keuntungan dari bebek betina sebagai petelur.
Masih menurut Satie, pemeliharaannya tidak membutuhkan waktu yang lama, dimana hasil sudah bisa dipetik dalam waktu 2-3 bulan. Hal tersebut disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik daripada bebek betina. Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan memanfaatkan bebek jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang lebih dibutuhkan. Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar