Teori – Teori Pendidkan
Ada beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Behaviorisme adalah mengatakan bahwa untuk menjadi ilmu pengetahuan, psikologi harus memfokuskan perhatiannya pada sesuatuyang bisa diteliti lingkungan dan prilaku dari pada focus pada apa yang tersedia dalam individu persepsi-persepsi, pikiran –pikiran , berbgai citra perasaan-perasaan, dan sebagainya. Perasaan itu sifatnya subjektif dan kebal bagi pengukuran, sehinggah tidak akan pernah bisa menjadi ilmu pengetahuan yang objektif.
Kerangkah kerja Teori pendidikan Behaviorisme adalah Empirisme. Asumsi filosofis dari Behaviorisme adalah nature of human being ( Manusia tumbuh secara alami).
Latar belakang Empirisme adalah How we know what we know ( Bagaimanah kita tahu apa yang kita tahu ).
Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari pengalaman ( empiris ).
Aliran Behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa. ( Landasan Pendidikan, .M.Sukarjo, Ukim Komarudin :33).
Jadi Berdasarkan Teori Behaviorisme Pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan.
Tokoh aliran Behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional.Teori ini memiliki asumsi filosofis yaitu the way in which we learn ( Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan pemikiran ) inilah yang disebut dengan filosofi Rationalisme. Menurut aliran ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori Kognitivisme berusaha menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.
Jadi menurut teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. ( Landasan Pendidikan, M.Sukarjo, Ukim Komarudin :50).
Tokoh aliran Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa itu sendiri .
Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna .
Jadi dalam pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.( Landasan Pendidikan, M.Sukarjo, Ukim Komarudin :56).
Menurut teori ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan.Mereka harus menjalani sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. ( Novak dan Gowin,1984 ). Dengan itu ia bisa menjadi pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia butuhkan dalam kehidupan. ( http: // mjescholl.multjay.com/ jurnal/item/36).
Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico )
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap berhasil apabila sipembelajar telah memahami lingkungan nya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain sipembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya .
Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini .Beberapah psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi lebih baik dan belajar.
Secara singkat pendekatan humanistikdalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut.Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
Dalam teori humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Teori belajar ini berusaha memahami prilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya.
(Landasan Pendidikan,Dr.M.Sukarjo, Ukim Komarudin,M.Pd :57).
Tokoh –tokoh humanistik ini antara lain :Arthur W.Combs,Abraham maslow,dan Carl Roger
Daftar Pustaka
Arif Rohman, Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan, LaksBang Mediatama,
Yogyakarta, 2009
Sukardjo,M dan Komarudin Ukim, Landasan Pendidikan, Rajawali pers, Jakarta, 2009
http: // mjeschool.multjay.com/jurnal/item/36
Tidak ada komentar:
Posting Komentar