Minggu, 05 Februari 2012

privatae

 

 

teacher
Sambil kuliah jadi pengajar les privat? Kenapa tidak? Yang penting halal dan bermanfaat. Ilmu
yang kita pun dapat lebih terasah karena sering digunakan (diajarkan). Tak sedikit paru lulusan
S-1 Bahkan S-2 masih mengandalkan profesi ini sebagai “side job” yang cukup menjanjikan. Mungkin
tidak sulit bagi Anda yang memiliki “bakat” terpendam untuk mengajar. Maksudnya bukan
bakat=bakating ku butuh (:-P heheh sunda mode On). Memang yang satu ini juga bisa menjadi
motivasi tersendiri bagi para pengajar les privat yang ingin berhasil di dunia “perprivatan”
(istilah yg aneh..). Satu hal penting yang harus dilakukan oleh Anda yang berminat untuk terjun
ke dunia ini, yaitu “Berani memulai”. “Bisa gak ya?? Wah takut gak bisa neranginnya.. Gimana
kalau anaknya bandel? Hah.. rese deh!! Mungkin itu yang selalu muncul di benak Anda. Lupakan itu
semua, pada hitungan ketiga tidurlah lebih lelap, jauh lebih dalam dari sebelumnya! (wah salah
acara nih, sorry Mas Romy!). Intinya, selalu ada “yang pertama” untuk aktivitas yang kita
lakukan. Keberanian untuk mencoba dapat mengantarkan kita menuju kesuksesan. Dengan semakin
banyak melakukan suatu pekerjaan, maka kita akan lebih menguasai pekerjaan tersebut.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengajaran les privat:
Perencanaan
Planning is everything! Rencanakanlah materi pengajaran yang akan diberikan dan kuasailah setiap
materi tersebut dengan baik.
Kalau perlu hubungi siswa terlebih dahulu untuk membicarakan materi pengajaran yang akan
dipelajari di pertemuan selanjutnya.
Persiapkan soal-soal yang diperlukan untuk menguji penguasaan siswa terhadap pengajaran yang
diberikan.
Pelaksanaan
Jangan lupa jadual mengajar, hindarilah datang terlambat saat mengajar karena kebiasaan terlambat
memberikan citra buruk di hadapan siswa dan orang tuanya. Selain itu, guru adalah “teladan”
bukan “telatan”, nanti muridnya ikut-ikutan jadi “murid telatan”, wah apa kata dunia??
Mulailah dengan berdoa, karena doa adalah senjata orang-orang yang beriman, betul apa benar??
Buatlah suasana cair dengan siswa, serius tapi santai, santai tapi serius. Selingi pengajaran
dengan humor (tapi jangan lama-lama, nanti dikira pelawak, hihi).
Prioritaskan pengajaran terhadap materi-materi yang belum dipahami siswa, sehingga pengajaran
bersifat fleksible, tidak harus selalu terpaku pada kurikulum sekolah, tapi juga tidak terlalu
melenceng dari kurikulum tersebut. Jika ada pekerjaan sekolah, sebaiknya dibahas bersama-sama,
tidak dikerjakan sendiri oleh pengajar. Tujuannya supaya siswa dapat belajar memecahkan soal-soal
yang ditugaskan oleh gurunya di sekolah.
Berikan kesempatan siswa untuk bertanya. Jika siswa tidak juga bertanya, maka berilah ia
pertanyaan untuk menguji sejauh mana pemahaman siswa sebelum pengajaran. Berikan pembahasan
terhadap materi-materi pelajaran yang tidak dimengerti oleh siswa.
Evaluasi
Setelah pengajaran berakhir, sebaiknya guru menguji pemahaman siswa terhadap pengajaran yang baru
saja diberikan, baik lisan maupun tulisan tergantung kondisi yang ada.
Jika jam belajar sudah berakhir, jangan lupa pulang.. jangan mentang-mentang serasa di rumah
sendiri. Akhiri dengan berdoa saja, lalu wassalam..!
Sambil kuliah jadi pengajar les privat? Kenapa tidak? Yang penting halal dan bermanfaat. Ilmu kita pun dapat lebih terasah karena sering digunakan (diajarkan). Tak sedikit para lulusan S-1 Bahkan S-2 masih mengandalkan profesi ini sebagai “side job” yang cukup menjanjikan.
Mungkin tidaklah sulit bagi Anda yang memiliki “bakat” terpendam untuk mengajar. Maksudnya bukan bakat=bakating ku butuh ( :-P heheh sunda mode ON). Memang motif ekonomi seperti ini juga bisa menjadi motivasi tersendiri bagi para pengajar les privat yang ingin berhasil di dunia “perprivatan” (istilah yg aneh). Satu hal penting yang harus dilakukan oleh Anda yang berminat untuk terjun ke dunia ini, yaitu “Berani memulai”. “Bisa gak ya?? Wah takut gak bisa neranginnya.. Gimana kalau anaknya bandel? Hah.. rese deh!! Mungkin itu yang selalu muncul di benak Anda. Lupakan itu semua, tidurlah lebih lelap, jauh lebih dalam dari sebelumnya! (wah salah acara nih, sorry Mas Romy!). Ingat, selalu ada “yang pertama” untuk aktivitas yang kita lakukan. Keberanian untuk mencoba dapat mengantarkan kita menuju kesuksesan. Minimal, kita berhasil melakukan. Dengan semakin banyak melakukan suatu pekerjaan, maka kita akan lebih menguasai pekerjaan tersebut.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengajaran les privat:
  • Perencanaan
    Planning is everything! Rencanakanlah materi pengajaran yang akan diberikan dan kuasailah setiap materi tersebut dengan baik. Kalau perlu hubungi siswa terlebih dahulu untuk membicarakan materi pengajaran yang akan dipelajari di pertemuan selanjutnya. Persiapkan soal-soal yang diperlukan untuk menguji penguasaan siswa terhadap pengajaran yang diberikan.
  • Pelaksanaan
    Jangan lupa jadual mengajar! Hindarilah datang terlambat saat mengajar karena kebiasaan terlambat memberikan citra buruk di hadapan siswa dan orang tuanya. Selain itu, guru adalah “teladan” bukan “telatan”, nanti muridnya ikut-ikutan jadi “murid telatan”, wah apa kata dunia?? :) ) Mulailah dengan berdoa, karena doa adalah senjata orang-orang yang beriman, betul apa benar?? Buatlah suasana cair dengan siswa, serius tapi santai, santai tapi serius. Selingi pengajaran dengan humor (tapi jangan lama-lama, nanti dikira pelawak, hihi :) ) ). Prioritaskan pengajaran terhadap materi-materi yang belum dipahami siswa, sehingga pengajaran bersifat fleksible, tidak harus selalu terpaku pada kurikulum sekolah, tapi juga tidak terlalu melenceng dari kurikulum tersebut. Jika ada pekerjaan sekolah, sebaiknya dibahas bersama-sama, tidak dikerjakan sendiri oleh pengajar. Tujuannya supaya siswa dapat belajar memecahkan soal-soal yang ditugaskan oleh gurunya di sekolah. Berikan kesempatan siswa untuk bertanya. Jika siswa tidak juga bertanya, maka berilah ia pertanyaan untuk menguji sejauh mana pemahaman siswa sebelum pengajaran. Berikan pembahasan terhadap materi-materi pelajaran yang tidak dimengerti oleh siswa.
  • Evaluasi
    Setelah pengajaran berakhir, sebaiknya guru menguji pemahaman siswa terhadap pengajaran yang baru saja diberikan, baik lisan maupun tulisan tergantung kondisi yang ada.
    Jika jam belajar sudah berakhir, jangan lupa pulang.. jangan mentang-mentang serasa di rumah sendiri!  :) ) Akhiri dengan berdoa saja, lalu wassalam..! :-h
SEMOGA BERHASIL..! :)

 

Bagaimanakah Menjadi Guru Privat yang Baik

Jadi guru tidak mudah. Apalagi jadi guru privat. Memang kalau dilihat dari jumlah murid lebih sedikit dibanding tempat kursus atau sekolah. Tapi, tanggung jawabnya sama saja. Bahkan bisa jadi lebih besar. Mengapa? Karena ketika kita menjadi guru privat, kita begitu dekat dengan murid. Tidak hanya itu, kita juga jadi dekat dengan orang tuanya, orang-orang yang ada di rumahnya. Memang, para orang tua biasanya tidak di rumah, tetapi kakak atau adik si murid, pembantunya, omnya dan mungkin tantenya juga ada di rumah. Mereka ‘mengawasi’ kita, cara mengajar, penampilan dan bagaimana kita pedekate dengan si murid.
Jadi, performance mengajar kita sangat dipertaruhkan. Belum lagi jadi guru privat adalah bentuk dari pelayanan kepada pelanggan. Berarti sekali saja kita tidak memuaskan, misal:datang terlambat, tidak menguasai materi, cara mengajar tidak enak, pedekate kurang, tidak komunikasi, tidak memberikan laporan kemajuan siswa secara berkala, maka habislah riwayat kita.
Oleh karena itu, sebelum hal-hal buruk menimpa kita, lebih baik kita mengkaji ulang apa yang dimaksud dengan guru privat ideal. Sebelum kita menyesal dan merugi karena tidak mendapat uang tambahan yang menggiurkan setiap bulannya.
Lalu, apa saja kriteria guru privat ideal itu?
Berikut pengalaman seorang guru privat, sebut saja Brait, yang sudah menjadi guru privat selama 15 tahun. Wow! Menurut wanita yang sudah berumur 30 tahun ini, menjadi guru privat sama dengan menjadi sahabat sekaligus bagian dari anggota keluarga si murid. Mengapa? Karena kita datang ke rumahnya, mengajar di kamar murid atau kadang di ruang tamu atau makan, yang bisa dibilang tempat itu privasi sekali. Biasanya yang datang berkunjung adalah seorang tamu dan biasanya mereka duduk di ruang tamu dan tidak diperkenankan ke ruang lain seperti guru privat.
Tapi sebagai guru privat, kita berada di tempat yang sangat privasi misalnya kamar murid. Kita sama saja seperti keluarga mereka yang sedang berkunjung. Kita pun dipercaya penuh. Meski, ada sebagian keluarga yang sangat mengawasi si guru privat. Tak hanya itu, sebagai guru privat, kita dianggap mampu meningkatkan nilai si anak. Lebih jauhnya, dianggap bisa dan diharapkan mampu memotivasi si anak. Tak jarang, murid privat lebih suka dengan cara guru privatnya di rumah dalam menerangkan soal atau pelajaran ketimbang gurunya di sekolah. Betapa tidak, jika privat, maka perhatian pun tercurah pada si murid seorang. Permasalahannya dalam sebuah materi atau pelajaran segera teratasi. Persoalannya adalah, bisakah si guru ngeklik dengan si murid dan sebaliknya?
Belajar berdua, maka kepandaian interpersonal antara guru terhadap murid diperlukan. Jika murid suka, maka pembelajaran akan oke. Tapi sebaliknya, jika tidak maka buyarlah semua yang diharapkan pada proses pembelajaran ini.
Jadi intinya, si guru mesti pintar-pintar membawa diri, baik terhadap murid juga dengan personil rumah lainnya. Selain itu, datang tepat waktu juga masih menjadi hal yang sangat sering dilanggar di negeri kita ini. Tidak cukup sampai disitu, penguasaan materi dan cara penyampaian juga benar-benar menjadi ujung tombak dari profesi gur privat. Tidak lucu kan, kalau kita ditodong dengan materi-materi yang kita kewalahan menjawab karena tidak prepare. Jadi, jangan asal ambil kesempatan mengajar privat. Tanya lagi pada diri, anda sanggup tidak mengajar materi tersebut. Anda menguasai materi itu atau tidak. Hal ini perlu karena kadang-kadang sebagai guru privat, materi yang ditanyakan tidak melulu hal yang sedang dipelajari. Kadang murid bertanya materi lalu, materi yang akan datang, bahkan materi-materi di luar pelajaran yang seharusnya. Nah, kalau sudah begini, benar kan..jadi guru mesti pintar selain yang utama mereka harus bisa digugu dan ditiru.
Selain itu, menurut Brait, menjadi guru privat berarti juga menjadi motivator bagi si murid termasuk dalam mencapai kemajuan murid yang diajar. Dengan apa? Melalui progress report yang kita serahkan pada orang tua murid. Agar si orang tua sejauh mana perkembangan kemajuan anaknya. Memang tidak selamanya setelah privat lalu laksana orang main sulap, maka si anak akan menjadi pintar atau bergerak ke arah yang dimaksud. Tapi setidaknya, ada perkembangan. Kalaupun ada kekurangan bisa dikaji dan dianalisa bersama antar orang tua dan guru privat. Jadi, tidak hanya menyampaikan materi dan berkomunikasi dengan anak, tapi si guru juga mesti bisa menjelaskan perkembangan anak didiknya dan berkomunikasi dengan orang tua murid.
Inilah yang menyebabkan Brait, mampu bertahan lama jika mengajar privat. Brait tidak lagi mengajar muridnya karena muridnya memang pindah ke luar negeri karena harus melanjutkan kuliah. Brait tidak pernah mengajar muridnya dalam kurun waktu yang sebentar. Tapi bertahun-tahun karena si murid dan orang tua bahkan para pembantu di rumah tersebut menyukainya.
Lalu, bagaimana dengan anda? Sudahkah anda seperti Brait? Sst…jangan khawatir, ini bukan mematahkan semangat anda sebagai guru privat. Tapi, ada baiknya kita sama-sama instropeksi diri dan lebih profesional. Bangga kan, kalau kita jadi guru privat yang oke dan dicintai murid. Seperti Brait bilang, “Serasa gimana gitu rasanya, ketika datang disambut murid dengan antusias dan menerima ucapan, “I love you miss, because you teach me lots of things. You know, you are smart and beautiful!”
Nah..nah..jangan mau kalah sama Brait. Ayo..jadilah guru privat ideal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar