Berikut ini berbagai permainan yang dapat meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah:
Puzzle
Permainan puzzle merupakan permainan melalui potongan gambar, kata,
situasi, dan warna yang membutuhkan cara memecahkan masalah secara
coba-salah, merupakan salah satu permainan yang terbukti dapat membantu
siswa meningkatkan kemampuan tersebut. Contoh puzzle peta, hewan, rumus,
dan sebagainya.
Bermain peran
Bemain peran membantu meningkatkan kreativitas siswa dalam memecahkan
masalah melalui berbagai cara yang bebas dilakukan dalam permainan
tersebut. Contoh bermain peran tokoh proklamasi, peran siklus kehidupan,
perangkat desa, dan seterusnya.
Balok atau lego
Tidak terlalu berbeda dengan puzzle , bermain balok atau lego
meningkatkan kreativitas siswa untuk memecahkan masalah ketika ia
berupaya membangun sesuatu menggunakan mainan tersebut.
Games
Berbagai games seperti bermain kartu, gambar, benda alam, dan domino
atau monopoli merupakan permainan yang mengajarkan siswa strategi
memecahkan masalah ketika bermain untuk memenangkan permainan. Tentu
saja siswa perlu waktu menguasai permainan jenis ini sebelum ia
benar-benar mahir berstrategi.
Siswa dikatakan bermain jika memenuhi kriteria self chosen dan self
directed. Siswa yang kompeten dan berpengalaman dalam bermain akan
menjadi pelajar yang kreatif, pede, dan memiliki motivasi diri. Yang
utama, bermain adalah kerja bagi siswa. Itulah kunci yang harus dipegang
guru.
Dengan bermain anak tidak hanya menyerap informasi tapi mereka juga
bekerja dengan informasi tersebut, bagaimana aplikasinya dan terus
melakukan percobaan berulang-ulang sampai informasi tersebut dimengerti
anak.
Ketika bermain, fisik anak juga belajar memahami bagaimana kerja
tubuhnya, memperkuat dan mengembangkan otot dan kordinasinya melalui
gerak, melatih motorik halusnya (memungut benda-benda kecil,
biji-bijian, potongan kertas kecil dan sebagainya). Begitu juga dengan
motorik kasar dan keseimbangan, misalnya koprol, memanjat, berlari,
jalan dan lain-lain.
Di dalam kegiatan bermain anak juga mengembangkan keterampilan emosinya, rasa
percaya diri pada orang lain, kemandirian dan keberanian untuk berinisiatif.
Bermain pura-pura menjadi orang lain, binatang, atau karakter orang lain
merupakan tahapan yang sangat menonjol. Anak belajar melihat dari sisi
orang lain (empati). Misalnya anak bermasalah ketika dibawa ke dokter,
orangtua dapat bermain pura-pura untuk mengatasi rasa ketakutan anak.
Dalam bermain anak mendapatkan penemuan intelektual. Misal, anak bermain
mengisi dan mengosongkan botol, anak belajar volume, dan lain-lain.
Kelebihan lain yang didapat anak dalam bermain adalah berkembangnya
multiple intelegen (kecerdasan jamak).
Berikut ini, beberapa hal yang perlu diketahui guru dalam aktivitas bermain agar siswa dapat bermain.
1. Siswa perlu ekstra energi. Anak yang sakit, kecil keinginannya untuk bermain.
2. Siswa harus mempunyai cukup waktu untuk bermain.
3. Untuk bermain, siswa perlu alat permainan yang sesuai dengan umur dan taraf perkembangannya.
4. Perlu ruangan untuk bermain, tidak usah terlalu lebar dan tak perlu
ruangan khusus. Siswa dapat bermain di ruang kelas, halaman, bahkan di
ruang sempit pun.
5. Perlu pengetahuan cara bermain. Siswa belajar bermain melalui
mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya atau diberi tahu caranya
oleh orang lain. Cara yang terakhir adalah yang terbaik, karena siswa
tidak terbatas pengetahuannya dalam menggunakan alat permainannya dan
siswa akan mendapat keuntungan lain lebih banyak.
6. Perlu teman bermain. Anak Jika siswa bermain sendiri, ia akan
kehilangan kesempatan belajar dari teman-temannya. Sebaliknya, kalau
terlalu banyak bermain dengan yang lain, hal itu dapat mengakibatkan
siswa tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk menghibur diri sendiri
dan menemukan kebutuhannya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar