Identifikasi Tugas dan Masalah Perkembangan
Anak Usia SMP
A. Tugas Perkembangan Anak Usia SMP
1. Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
disertai rasa taat, akan disiplin mengamalkan segala ajaran-Nya,
sehingganya hidupnya akan teratur. Keteraturan hidup tersebut akan
menjamin keamanan, ketenteraman, dan kedamaian di dalam masyarakat.
Sebagai remaja tentunya dapat memberikan sumbangan positif kepada
masyarakat berupa keamanan, ketenteraman, dan kedamaian.
Kadang kala, anak usia SMP yang masih tergolong sebagai remaja awal
masih terlalu labil dan mudah terpengaruh terhadap hal-hal yang negatif
yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
remaja perlu berpegang teguh terhadap agama yang dianut-Nya dan
melaksanakan kewajiban-kewajiban yang ada dalam agamanya tersebut dengan
sebaik-baiknya.
2. Memperoleh perangkat nilai sebagai pedoman berperilaku
Tujuan dari tugas perkembangan ini adalah :
a. Membentuk seperangkat nilai pada anak yang dapat direalisasikan.
b. Mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai.
c. Mengembangkan kesadaran akan hubungannya dengan sesama manusia juga alam sebagai lingkungan tempat tinggalnya.
d. Memahami gambaran hidup dan nilai-nilai yang dimilikinya sehingga dapat hidup selaras dengan orang lain.
Dalam dasar psikologis remaja memiliki minat atau perhatian terhadap
masalah filosofis dan keagamaan. Nilai-nilai dasar terbentuk melalui
pengalaman remaja di lingkungan keluarga dan di lingkungan kebudayaan
dimana mereka tinggal. Pembentukan nilai sendiri pada diri anak sangat
dipengaruhi oleh orang-orang yang mempunyai hubungan yang dekat dengan
anak tersebut. Biasanya orang yang sangat berpengaruh untuk menanamkan
nilai pada anak adalah seorang ibu atau orang yang berperan sebagai ibu.
Pada masyarakat biasanya mengembangkan suatu pandangan tentang hakikat
dunia fisik manusia yang konsisten dengan nilai-nilai yang dominan.
Sehingga anak dihadapkan pada tugas untuk mengembangkan dan menemukan
seperangkat nilai yang selaras dengan nilai-nilai dan etika yang berlaku
dalam masyarakat. Agar anak tersebut dapat hidup selaras dengan
masyarakat dimana mereka tinggal.
3. Mencapai kemandirian emosional
Kemandirian
emosional sangatlah penting bagi dikembangkan pada masa remaja sebelum
beranjak dewasa. Jika sudah bisa mandiri secara emosional maka ia akan mampu mengelola berbagai rasa emosinya, melepaskan ketergantungan dan keterikatan secara emosional dengan orang tua dan kerabat dekat lainnya.
Kemandirian emosional diperlukan remaja ketika menghadapi suatu masalah,
dimana dirinya dituntut untuk mencari upaya pemecahan masalahnya
sendiri, tanpa bergantung pada orang lain, terutama orang tua. Selain
itu, juga berguna agar anak tidak cenderung melarikan diri ketika
menghadapi masalah yang dianggap berat.
4. Mengembangkan keterampilan intelektual
Intelektual merupakan suatu kecerdasan yang dimiliki seorang individu
yang dapat dikembangkan melalui proses belajar. Pada tugas perkembangan
ini anak usia SMP diharapkan mampu meningkatkan kecerdasan yang
dimilikinya tersebut melalui belajar, baik melalui buku, pengalaman,
lingkungan sekitarnya dan melalui media-media yang dapat menunjang
proses belajar tersebut.
Dengan mengembangkan ketrampilan intelektual remaja dapat berfikir
secara kritis. Berfikir kritis adalah kunci utama keberhasilan dalam
menyelesaikan masalah. Pengetahuan yang didapatkan melalui proses
berfikir kritis mempunyai tingkat pemahaman yang lebih tinggi.
5. Berperilaku sosial yang bertanggung jawab
Anak usia SMP sudah mulai membaur dengan masyarakat dimana ia tinggal.
Untuk itu, mereka dituntut untuk mempunyai perilaku sosial yang
bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Mencapai perilaku sosial
yang bertanggung jawab artinya remaja diharapkan sudah mampu untuk ikut
aktif dalam kegiatan kemasyarakatan (misalnya, mengikuti karang taruna),
menunjukan perhatian pada masalah sosial yang terjadi, dan dapat
berlaku sesuai dengan norma yang ada dan mampu beradaptasi dengan
lingkungan.
Manusia diciptakan dalam dua jenis kelamin, yaitu
laki-laki dan perempuan. Setiap jenis kelamin memiliki peran/tugasnya
masing-masing. Ketika usia mencapai jenjang SMP semua anak harus sudah memahami
perannya dalam sosial sesuai dengan jenis kelaminnya tersebut. Dalam perannya
di dalam keluarga anak laki-laki dan perempuan pasti berbeda. Pada anak
laki-laki peran dalam keluarga sudah menuju pada menjaga keamanan keluarga
tersebut, sedangkan untuk anak perempuan lebih pada keadaan rumah seperti
kebersihan rumah.
Dalam masyarakat pun peran anak laki-laki dan
perempuan berbeda. Contohnya, saat diadakan kerja bakti, anak laki-laki harus
sudah dapat membantu para kaum pria dalam kerja bakti tersebut, walaupun belum
pada pekerjaan yang berat. Sedangkan untuk anak perempuan membantu para ibu
untuk menyiapkan konsumsi bagi para pria. Selain itu, dalam bermain anak laki-laki
maupun perempuan sudah akan merasa malu apabila selalu bermain dengan lawan
jenisnya. Jadi mereka akan lebih memilih bermain dengan sesama pria maupun
wanita (sesama jenis kelaminnya).
7.
Menerima keadaan diri dan menggunakannya
secara efektif
Walaupun
kedengarannya sederhana dan mudah diucapkan, menerima keadaan fisik diri
sendiri sering kali menjadi masalah yang cukup besar bagi remaja. Banyak di
antara remaja yang sulit menerima kenyataan bahwa dirinya berkulit gelap atau
tidak setinggi dan selangsing teman sebaya. Perasaan tidak puas ini kemudian
membuat remaja selalu dilanda perasaan minder. Perasaan ini akan menutupi
kenyataan bahwa sebenarnya ada potensi lain yang ada dalam diri remaja
tersebut. Menggunakan tubuh secara
efektif juga berarti harus bisa merawat dan menjaganya sebaik mungkin.
8.
Mencapai kemandirian perilaku ekonomis
Berkaitan dengan
kemandirian ekonomi pada umumnya tingkat kemandirian ekonomi dengan melakukan
pekerjaan sesuai dengan kemampuan mereka sebagai remaja. Di
daerah sentra industri banyak remaja yang
memilih pekerjaan untuk menghasilkan uang daripada melanjutkan sekolah. Di
kota besar remaja mencari uang dengan bekerja
di bidang bisnis
pertunjukan, sebagai model, penyanyi, bintang sinetron, maupun bekerja paruh
waktu di bidang pemasaran atau
sebagai pramuniaga. Penghasilan yang diperoleh remaja itu banyak dihabiskan
untuk memenuhi kebutuhan pribadi yang cenderung konsumtif atau untuk mencari
bahan kebutuhan yang sifatnya sekunder, seperti alat meke up dan pernak-pernik lainnya.
Oleh karena itu, remaja dituntut untuk memiliki sifat dasar untuk
mencapai kemandirian ekonomi dalam bentuk upaya untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri serta mengatur
pengeluaran ekonomi secara mandiri.
Prinsip-prinsip
pengelolaan ekonomi yang perlu dimiliki oleh
remaja, antara lain:
a.
Bersikap hemat
dalam membelanjakan uangnya.
b.
Gemar menabung.
c.
Tidak suka
pamer.
d.
Berpenampilan
wajar serta cenderung sederhana.
e.
Tidak
berlebih-lebihan dalam memakai fasilitas materi dari orang tua.
f.
Suka bekerja
keras.
g.
Mampu
mengendalikan diri utuk tidak konsumtif.
9.
Memiliki wawasan persiapan karir
Pekerjaan merupakan salah satu proses perkembangan
kehidupan manusia. Bicara mengenai pekerjaan ternyata tidak hanya sekedar
pekerjaan saja tetapi banyak hal dibalik itu. Dengan bekerja seseorang merasa
diakui, memiliki status, atau media bagi aktualisasi diri. Pada suatu fase,
saat memasuki tahap dewasa sudah dihadapkan pada tuntutan untuk keputusan karir
berupa bidang pekerjaan yang diinginkan sebagai sebuah sumber penghidupan.
Oleh sebab itu, mempersiapkan diri untuk menghadapi
keputusan karir menjadi hal yang penting, terutama bagi usia SMP dimana akan
dihadapkan dua pilihan untuk sekolah lanjutan, yaitu SMA dan SMK.
10.
Mencapai hubungan baru yang lebih matang
dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
Salah satu pola hubungan sosial remaja diwujudkan
dengan membentuk suatu kelompok. Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik
pada kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua dinomorduakan,
sedangkan kelompoknya dinomorsatukan. Contohnya, apabila seorang remaja
dihadapkan pada pilihan untuk mengikuti acara keluarga dan berkumpul dengan
teman-teman, maka dia akan lebih memilih untuk pergi dengan teman-teman. Pola
hubungan sosial remaja lain adalah dimulainya rasa tertarik pada lawan jenisnya
dan mulai mengenal istilah pacaran. Jika dalam hal ini orang tua kurang
mengerti dan melarangnya maka akan menimbulkan masalah sehingga remaja
cenderung akan bersikap tertutup pada orang tua mereka. Anak perempuan secara
biologis dan karakter lebih cepat matang daripada anak laki-laki.
B. Masalah Perkembangan Anak Usia SMP
1.
Pribadi
Masalah pribadi anak usia SMP antara lain :
a.
Emosi masih labil
Contohnya :
1)
Sering marah-marah jika permintaannya tidak dituruti.
2)
Merasa iri jika temannya memiliki sesuatu yang lebih
daripada dirinya kemudian mengungkapkannya dengan jalan menghindari temannya
tersebut.
b.
Belum bisa menerapkan pola hidup sehat
Contohnya :
1)
Makan tidak teratur dan sering terlambat.
2)
Jarang olahraga.
3)
Tidur terlalu malam.
4)
Belajar sambil tiduran.
5)
Kurang bisa menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.
c.
Rendah diri (minder)
Memasuki fase
remaja awal, anak usia SMP biasanya akan mengalami perubahan fisik, misal
tumbuh jerawat. Mereka kurang bisa menerima perubahan tersebut sehingga merasa
rendah diri.
d.
Pesimis (mudah menyerah)
Ketika menghadapi
kesulitan atau suatu masalah remaja seringkali merasa tidak mampu dan mudah
menyerah, tanpa mau memikirkan kemungkinan pemecahan masalah yang sebenarnya
dapat mereka temukan.
e.
Belum bisa memahami diri sendiri
Anak usia SMP masih
sering terbawa arus, termasuk dalam menentukan kegiatan ekstrakulkuler di sekolah,
misal temannya ikut basket dia juga ikut
basket padahal dia tidak mempunyai potensi di bidang tersebut.
f.
Kurang bisa memanfaatkan waktu luang
Ketika mempunyai
waktu luang anak usia SMP kurang bisa memanfaatkannya secara efektif. Misalnya,
ketika ada jam kosong tidak dipergunakan untuk ke perpustakaan tetapi malah
pergi ke kantin, ketika di rumah mempunyai waktu luang digunakan
untuk bermain, nonton televisi. Mereka belajar hanya ketika ada PR dan akan
ulangannya saja.
Bila dikaitkan dengan tugas perkembangan,
maka masalah-masalah di atas berkaitan dengan tugas perkembangan nomor 3 (Mencapai
kemandirian emosional) dan nomor 7 (Menerima keadaan diri dan menggunakannya
secara efektif).
2.
Sosial
Salah satu masalah sosial anak usia SMP
yang paling sering ditemui adalah kenakalan remaja. Kenakalan
remaja (juvenile delinquency)
adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat
yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang
menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku
tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja :
a.
Reaksi frustasi diri
b.
Gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja
c.
Kurangnya kasih sayang orang tua / keluarga
d.
Dampak negatif dari perkembangan teknologi modern
e.
Dasar-dasar agama yang kurang
f.
Tidak adanya media penyalur bakat/hobi
g.
Masalah yang dipendam
h.
Keluarga broken home
i.
Pengaruh kawan sepermainan
Contoh-contoh kenakalan remaja :
a.
Kebut-kebutan di jalanan
b.
Penyalahgunaan narkotika
c.
Perilaku seksual pranikah
d.
Perkelahian antar pelajar
Bila dikaitkan dengan tugas perkembangan,
maka masalah-masalah di atas berkaitan dengan tugas perkembangan nomor 2 (Memperoleh
perangkat nilai sebagai pedoman berperilaku), nomor 5 (Berperilaku sosial yang
bertanggung jawab), nomor 6 (Mencapai peran sosial sebagai pria/wanita), dan
nomor 10 (Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik
pria maupun wanita).
3.
Belajar
Contohnya :
a.
Keterlambatan akademik, yaitu keadaan murid yang
diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat
memanfaatkan secara optimal.
b.
Kecepatan dalam belajar, yaitu keadaan murid yang
memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memilki IQ 130 atau lebih,
tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan
kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
c.
Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang
memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk
mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
d.
Kurang motivasi belajar, yaitu keadaan murid yang
kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
e.
Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi
murid yang kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik
dengan seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu,
membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan
sebagainya.
f.
Sering tidak masuk sekolah, yaitu murid-murid yang
sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama
sehingga kehilangan sebagian besar kegiatan belajarnya.
Bila dikaitkan dengan tugas perkembangan,
maka masalah-masalah di atas berkaitan dengan tugas perkembangan nomer 4 (Mengembangkan
keterampilan intelektual).
4.
Karier
Masalah karier yang sering dialami anak usia SMP
adalah kesulitan memilih sekolah lanjutan. Biasanya mereka belum matang dalam
menentukan pilihan. Banyak dari mereka yang mengikuti pilihan teman-temannya
dengan alasan tidak percaya diri ataupun tidak mau berbeda sekolah dengan teman
dekatnya. Jika memutuskan suatu masalah yang tidak dilandasi oleh rasa percaya
diri hasilnyapun tidak akan memuaskan. Seorang siswa harus mengetahui bakat
yang dimilikinya sehingga ia bisa menentukan karirnya dengan tepat.
Siswa setelah lulus dari SMP sudah dihadapkan pada
pilihan untuk masuk ke jenjang SMA atau SMK yang mengarahkan pada bidang
tertentu. Jika terjadi salah pilih jurusan maka akibatnya fatal. Pada beberapa
penelitian diketahui bahwa pilihan yang dibuat siswa SMP dan terutama sekali
pada saat memilih jenjang pendidikan mempunyai hubungan yang sangat kuat atau
memberikan dampak jangka panjang dalam perkembangan pendidikan dan karir di kemudian
hari.
Bisa dikatakan bahwa langkah atau pilihan awal pada
jenjang SMP memberikan kontribusi besar dalam perjalanan pendidikan dan
pekerjaan individu nantinya. Apalagi dengan perkembangan jaman yang penuh
dengan persaingan, maka mempersiapkan diri sejak dini bisa jadi salah satu
solusi untuk menciptakan sumber daya manusia yang kompetitif.
Bila dikaitkan dengan tugas perkembangan, maka
masalah-masalah di atas berkaitan dengan tugas perkembangan nomer 9 (Memiliki
wawasan persiapan karir).
5.
Kekeluargaan
Sering kali terjadi konflik antara anak usia SMP sebagai
remaja awal dengan kedua orang tuanya. Hal ini disebabkan karena perbedaan
pendapat di antara anak dengan orang tua. Remaja awal biasanya sudah merasa
bahwa dirinya sudah cukup besar, sehingga tidak mau diatur-atur oleh orang tua
lagi. Sebaliknya, orang tua justru menganggap anak di usia remaja sangat rentan
terhadao hal-hal yang bersifat negatif, sehingga tidak jarang mereka justru
memberi perlindungan yang lebih terhadap anaknya yang memasuki usia remaja.
Selain itu, remaja juga cenderung agak menjauh atau menjaga
jarak dengan orang tuanya. Mereka merasa malu apabila bepergian dengan
keluarganya sendiri. Mereka lebih senang berkumpul dengan teman-teman sebayanya
daripada dengan keluarganya. Hal ini dapat mengakibatkan renggangnya hubungan
keluarga, terutama antara orang tua dengan anaknya yang menginjak usia remaja.
Bila dikaitkan dengan tugas perkembangan, maka
masalah-masalah di atas berkaitan dengan tugas perkembangan nomor 3 (Mencapai
kemandirian emosional).
6.
Keberagamaan
Remaja sering kali lupa
bahwa dirinya termasuk umat beragama karena terlalu berkonsentrasi dengan
kesenangan sesaat dalam mengisi masa-masa remaja tanpa didasari dan diimbangi
sikap dan kebiasaan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini
menyebabkan remaja lalai dari kewajiban agamanya. Selain itu, remaja juga mudah
terbawa arus negatif dari lingkungan di sekitarnya. Remaja mudah tergoda untuk
melakukan hal-hal negatif yang merupakan larangan dari ajaran agama yang
dianutnya.
Bila dikaitkan dengan tugas perkembangan, maka
masalah-masalah di atas berkaitan dengan tugas perkembangan nomer 1 (Memiliki
sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar