Jumat, 27 April 2012

kognitif 9

Para ahli psikologi mamiliki beberapa teori dalam tahap perkembangan kogniitif. Diantaranya yaitu Piaget dan Vigotsky. Menurut Piaget, anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian pengalaman-pengalaman yang telah terjadi Untuk membuat dunia kita diterima oleh pikiran dan penyesuaian melalui asimiliasi dan akomodasi.
Piaget mengemukakan 4 tahapan dalam perkembangan kognitif anak, yaitu:
Pertama, Tahap sensorimotor (sejak lahir hingga 2 tahun), pada tahap ini perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
Kedua, Tahap praoperasional (dari usia 2 hingga 7 tahun). Pada tahap ini mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif. Pada tahap ini ego seorang anak sangat tinggi.
Ketiga, Tahap operasional konkrit (dari umur 7 sampai 11 tahun). Pada tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit. Tahap operasi konkret (concrete operations) dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah memperkembangkan operasi-oprasi logis.
Keempat, Tahap operasional formal (dari usia 11 sampai 15 tahun). Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara abstrak dan lebih logis.
Sebagai pemikiran yang abstrak, remaja mengembangkan gambaran keadaan yang ideal. Mereka dapat berpikir seperti apakah orangtua yang ideal dan membandingkan orangtua mereka dengan standar ideal yang mereka miliki. Mereka mulai mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan bagi masa depan dan terkagum-kagum terhadap apa yang mereka lakukan.
Perlu diingat, bahwa pada setiap tahap tidak bisa berpindah ke ketahap berikutnya bila tahap sebelumnya belum selesai dan setiap umur tidak bisa menjadi patokan utama seseorang berada pada tahap tertentu karena tergantung dari ciri perkembangan setiap individu yang bersangkutan. Bisa saja seorang anak akan mengalami tahap praoperasional lebih lama dari pada anak yang lainnya sehingga umur bukanlah patokan utama.
Ahli yang kedua yaitu Vygotsky yang mendasarkan pada tiga ide utama: bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui; bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual; peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa. Teori perkembangan ini menekankan pada pentingnya konteks social dan interaksi dengan orang lain dalam proses belajar. Ada dua teori belajar yang dikemukakan oleh vygotsky yaitu tentang “zone of proximal development (ZPD)”, dan peranan konteks social dan kebudayaan dalam belajar.
ZPD berhubungan dengan potensi anak untuk memahami sesuatu. Untuk mencapai pemahaman anak dapat belajar sesndiri atau melalui bantuan dari lingkungan social atau orang lain. Tetapi anak akan dapat mencapai tingkat pemahaman atau perkembangan yang potensial jika dibimbing atau diberi bantuan yang tepat dan bermakna dari orang lain ( orang dewasa dan teman – temannya ), dibandingkan dengan belajar sendiri. Bantuan yang diberikan kepada anak dalam proses belajar itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalanya penjelasan dari guru, diskusi dengan orang tua, penjelasan dari teman – teman. Bantuan - bantuan itu berfungsi untuk menopang dan memperluas pemahaman anak dalam area ZPD. Ibarat orang membangun rumah, setelah pondasi dibuat, untuk membangun tembok dan atap diperlukan penyangga sehingga bangunan itu dapat dibangun dari bawah ke atas hingga tembok dan atap dapat terpasang semua. Setelah tembok selesai dibangun, atap selesai dipasang dan bangunan sudah kuata dan aman maka penyangga mulai dilepaskan sehingga rumah dapat berdiri kokoh dan berfungsi dengan baik tanpa bantuan penyangga. Dengan demikan dalam proses belajar, untuk mencapai pemahaman pada mulanya anak diberikan bantuan atau bimbingan untuk mencapai perkembangan yang optimal, setelah itu secara bertahap bantuan itu dikurngi sampai akhirnya tidak diberikan sama sekali, sehingga anak dapat memahami apa yang mereka pelajari.
Teori yang kedua yaitu peranan konteks social dan kebudayaan serta pengaruhnya terhadap pemahaman anak. Pengaruh ini terjadi secara informal mulai dari kelahiran, masa bayi dan kanak – kanak dst. Pengaruh kebudayaan anak itu berlangsung sepanjang hidup anak. Karena itu belajar pada dasarnya bersifat social dan individual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar