1. Dasar Religius
Dalam masalah penerapan media pendidikan agama, harus memperhatikan jiwa keagamaan pada anak didik. Oleh karena faktor inilah yang justru menjadi sasaran media pendidikan agama yang sangat prinsipil. Dengan tanpa memperhatikan serta memahami perkembangan jiwa anak atau tingkat daya fikir anak didik, guru agama akan sulit diharapaknan untuk menjadi sukses. Sebagaimana firman Allah surat An-Nahl ayat 125 :
ادْعُ ِإلَى َسِبْيِل َرِّبكَ ِبا ْلِحْكَمِة َواْلَمْوِعَظِة ْالَحَسَنِة َوجِدْلُهْم ِباَّلِتى ِهَي َأْحَسْن ِإَّن َرَّبكَ هُوَ أَعْلَمُ ِبَمْن َضَّل َعْن َسِبْيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ ِباْلمُهْتَدِيْنَ {النحل: 125}
Artinya : Serulah (manusia) pada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (An-Nahl :125)
Hikmah adalah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang haq dan yang batil. Bermacam-macam orang mengartikan kata “Hikmah” dalam arti “Bijaksana.” Adapula yang mengartikan hikmah dengan cara yang tepat dan efektif. Syekh Muhammad Abduh dalam tafsir Al Manar (juz III) mengartikan kata hikmah dengan “Alasan-alasan ilmiah dengan dalil dan hujjah yang dapat diterima oleh kekuatan akal (Humaidi, 1974 : 8). Dalam Lisanul Arab diterangkan bahwa” : Hakim yaitu orang yang berhikmah, ialah orang yang paham benar tentang seluk beluk kaifiat/cara mengerjakan sesuatu dan dia mahir didalamnya.
Dapat disimpulkan bahwa hikmah adalah cara yang bijaksana, tepat, efektif, dan dapat diterima dengan akal. Oleh karena itu tugas pengamatan yang pertama harus dilakukan oleh guru agama sebagai pendidik ialah pengamatan langsung kepada perkembangan keagamaan anak didik. Sebab perkembangan sikap keagamaan anak sangat erat hubungannya dengan sikap percaya kepada Tuhan, yang telah diberikan di lingkungan keluarga atau masyarakat, yang selanjutnya dapat dijadikan bahan dasar pengertian dalam melaksanakan tugas sesuai dengan metode yang dipakai dalam proses belajar mengajar.(Mahfud Salahuddin, 1986 : 21)
2. Dasar Psikologis
Pada waktu guru menyusun desain untuk media, ia harus telah merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan jelas, agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan efektif dan efisien, guru pula yang menentukan dan mengorganisir komponen media. Guru akan dapat mengorganisir komponen dengan tepat kalau ia mengetahui tentang proses belajar mengajar/tipe-tipe belajar. Belajar adalah suatu proses yang kompleks dan unik. Kompleks artinya mengikutsertakan segala aspek kepribadian baik jasmani maupun rohani. Sedangkan unik berarti cara belajar dari tiap orang mempunyai perbedaan, seperti dalam hal : minat, bakat, kemampuan, kecerdasan serta tipe belajar.
Hakikat perbuatan belajar mengajar adalah usaha terjadinya perubahan tingkah laku kepribadian bagi orang yang belajar. Perubahan itu baik dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap/nilai. Guru akan dapat memilih dan menggunakan media dengan tepat dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, jika mengetahui tentang proses orang mengenal dunia dan sekitar bagaimana cara mempelajarinya (mahfud, 1986 : 22).
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108415-landasan-penggunaan-media-dalam-pendidikan/#ixzz1tRUA66FE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar