Metode Pendidikan Agama Islam
Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam metode mengajar yang dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan berbagai hal, seperti situasi dan kondisi kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, fasilitas yang tersedia, dan sebagainya harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
Adapun menurut Abudin Nata, (1997:91), metode Pendidikan Agama Islam adalah sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi obyek sasaran, yaitu pribadi muslim. Atau dengan kata lain metode Pendidikan Agama Islam adalah sebagai cara untuk memahami, menggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Namun dalam pelaksanaannya, faktor gurulah yang sangat menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Jadi bukan terletak pada bentuk metode mengajar maupun pada fasilitas yang tersedia. Dengan demikian, keterampilan guru dalam penggunaan metode mengajar merupakan jaminan tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan secara efektif dan efisien.
Dalam proses pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan sangat signifikan untuk mencapai tujuan bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan atau materi pelajaran kepada siswa dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi sendiri. Suatu realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi siswa walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya, materi yang cukup baik, karena disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu sendiri kurang dapat dicerna siswa. Oleh karena itu, penerapan metode yang sangat tepat akan mempengaruhi pencapaian keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien.
Sebelum menjelaskan macam-macam metode Pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu penulis jelaskan tentang pendekatan dalam Pendidikan Agama Islam. Karena metode lahir untuk merealisasikan pendekatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Metodologi Pendidikan Agama Islam yang dinyatakan dalam Al-Quran menggunakan sistem multi approach yang meliputi antara lain:
a. Pendidikan religius, bahwa manusia diciptakan memilili potensi dasar (fitrah) atau bakat agama.
b. Pendekatan filosofis, bahwa manusia adalah makhluk rasional atau berakal pikiran untuk mengembangkan diri dan kehidupannya.
c. Pendekatan rasio-kultural, bahwa manusia adalah makhluk bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga latar belakangnya mempengaruhi proses pendidikan.
d. Pendekatan scientific, bahwa manusia memiliki kemampuan kognitif, dan afektif yang harus ditumbuhkembangkan (Armei Arief, 2002: 41).
Berdasarkan multi approach tersebut, penggunaan metode harus dipandang secara komprehensif terhadap siswa. Karena siswa tidak hanya dipandang dari segi perkembangan, tetapi juga harus dilihat dari berbagai aspek yang mempengaruhinya. Beberapa metode pengajaran yang dikenal secara umum antara lain.
a. Metode ceramah, memberikan pengertian dan uraian suatu permasalahan atau topik.
b. Metode diskusi, memecahkan masalah dengan berbagai tanggapan.
c. Metode eksperimen, mengetahui proses terjadinya suatu masalah.
d. Metode demonstrasi, menggunakan peraga untuk memperjelas suatu permasalahan.
e. Metode pemberian tugas atau resitasi, dengan cara memberikan tugas tertentu secara bebas dan bertanggungjawab.
f. Metode sosio drama, menunjukkan tingkah laku kehidupan.
g. Metode drill, mengukur daya serap terhadap pelajaran.
h. Metode kerja kelompok, mengukur kemampuan kerjasama dalam kelompok.
i. Metode tanya jawab, mengukur daya ingat terhadap pelajaran.
j. Metode proyek, memecahkan masalah dengan langkah-langkah secara ilmiah, logis dan sistematis (Armei Arief, 2002:41).
Proses belajar PAI di sekolah umum dilaksanakan kegiatan intra dan ekstra kurikuler yang keduanya saling menunjang dan saling melengkapi. Maka untuk menunjang penggunaan metode itu, guru harus menggunakan berbagai pendekatan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yaitu meliputi:
a. Pendekatan pengalaman, yaitu pemberian pengalaman keagamaan kepada siswa dalam rangka penanaman nilai keagamaan. Dengan pendekatan ini siswa diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman keagamaan, baik secara individual maupun kelompok.
b. Pendekatan pembiasaan, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk senantiasa mengamalkan ajaran agama, baik secara individual maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pendekatan emosional, yaitu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya. Dengan pendekatan ini diusahakan selalu mengembangkan perasaan keagamaan siswa agar bertambah kuat keyakinannya. Pendekatan rasional, yaitu usaha memberikan peranan kepada rasio (akal) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama. Dengan pendekatan ini siswa diberi kesempatan menggunakan akalnya dalam memahami hikmah dan fungsi ajaran agama.
d. Pendekatan fungsional, yaitu usaha menyajikan ajaran agama Islam dengan menekankan pada segi kemanfaatannya bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangnnya (Depag RI, 1995: 14).
Dari metode dan pendekatan di atas, apabila guru mampu dan terampil dalam mengaplikasikannya dalam kegiatan belajar mengajar, maka sangat mungkin pencapaian tujuan pendidikan yang dirumuskan maka akan behasil dengan baik.
Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar